Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik

Tertarik pada dunia buku, seni, dan budaya populer.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Memilih Pemimpin di Era Antroposen, Saatnya Memilih Pemimpin dari Jejak Karbonnya!

29 Oktober 2024   15:54 Diperbarui: 29 Oktober 2024   19:05 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tumpukan sampah seluas 3,4 juta kilometer persegi yang menunjukkan betapa besarnya ancaman yang dihadapi masa depan dunia via arkasnews.com

Lalu, apakah kita pernah berpikir untuk memilih pemimpin dengan kriteria jejak karbon yang lebih rendah? Pemimpin yang kita pilih akan mewakili kita dalam mengambil keputusan besar, termasuk yang berkaitan dengan lingkungan. 

Mereka bertanggung jawab atas kebijakan, proyek, dan kegiatan yang dapat meninggalkan jejak karbon besar. Namun, dalam demokrasi yang sering kali diwarnai dengan kampanye yang hiruk-pikuk, jejak karbon sering diabaikan. 

Dari kampanye besar-besaran yang menggunakan kendaraan, selebaran yang hanya berakhir menjadi sampah, hingga janji-janji tanpa arah yang dibalut dengan produk sekali pakai. Semua ini menunjukkan betapa politik yang kita kenal masih jauh dari peduli pada bumi.

Kampanye yang Bertanggung Jawab

Beberapa negara di dunia telah membuktikan bahwa kampanye bisa dilakukan tanpa merusak lingkungan. Di Skandinavia, misalnya, kampanye politik jauh dari hiruk-pikuk yang boros. 

Mereka tidak menggunakan banyak selebaran, baliho, atau atribut plastik. Mereka lebih mengandalkan media digital, surat elektronik, dan diskusi langsung dengan masyarakat. 

Para kandidat di negara-negara ini memilih transportasi umum daripada iring-iringan mobil yang besar. Mereka bahkan menetapkan aturan ketat tentang penggunaan sumber daya dalam kampanye.

Di Swedia, Green Party mengambil langkah lebih jauh. Mereka melarang penggunaan pamflet, balon, dan segala jenis atribut kampanye yang hanya akan menjadi limbah. Mereka menggunakan teknologi untuk menyampaikan pesan, dan berinteraksi dengan pemilih melalui media sosial. 

Pendekatan ini bukan hanya untuk mengikuti tren. Ini adalah bukti komitmen mereka untuk menyelaraskan kebijakan dengan praktik yang mereka jalankan. Sebuah komitmen yang tidak hanya berada di atas kertas, tetapi terlihat dalam tindakan mereka sehari-hari.

Pendekatan ini sangat berbeda dari kebanyakan negara berkembang yang masih bergantung pada metode kampanye tradisional yang boros energi dan sumber daya. Kita di Indonesia mungkin belum terbiasa dengan pendekatan seperti ini. 

Namun, bukan berarti kita tidak bisa belajar dari mereka. Memilih pemimpin yang bertanggung jawab pada lingkungan bukan hanya tentang memilih mereka yang membuat janji manis. Ini soal memilih mereka yang sudah menunjukkan komitmen nyata dalam tindakan.

Mengapa Ini Sangat Penting untuk Indonesia?

Indonesia adalah negara dengan potensi alam yang luar biasa. Kita memiliki hutan bakau yang luas di pesisir, yang mampu menyerap emisi karbon lebih besar daripada hutan biasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun