Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Eklektik

Tertarik pada dunia buku, seni, dan budaya populer.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Misi Disiplin Prabowo-Gibran, Lebih dari Sekadar Panggung Politik?

25 Oktober 2024   14:24 Diperbarui: 25 Oktober 2024   15:37 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prabowo Subianto bersama Kabinet Merah Putih di Akmil Magelang, Jawa Tengah | gambar: republika.co.id

Dalam pagi yang dingin di Akademi Militer Magelang, Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tampil dalam seragam loreng Komponen Cadangan, mengikuti baris-berbaris bersama para menteri. Di mata publik, peristiwa ini bukan sekadar latihan fisik, melainkan simbol yang mendalam akan kepemimpinan kolektif, disiplin, dan keterlibatan penuh di pemerintahan.

Pertanyaanya, apakah disiplin militer ini, hanya simbol, atau bisa menanamkan nilai-nilai produktif ke dalam pola kerja pemerintah yang berhadapan dengan kompleksitas tantangan ekonomi, sosial, dan politik?

Banyak pihak yang melihat langkah Prabowo dan Gibran ini sebagai bagian dari sebuah "panggung politik," dan mereka punya alasan. Kehadiran lebih awal Prabowo menunjukkan disiplin yang menjadi teladan bagi kabinetnya, seolah menyatakan bahwa keberhasilan pemerintahan tidak datang dari kata-kata belaka, tetapi dari keteladanan.

Dalam politik, jarang ada sinyal yang bersifat kebetulan, dan dengan mengambil inisiatif ini, Prabowo ingin memosisikan dirinya sebagai sosok pemimpin berdisiplin tinggi yang siap menghadapi tantangan nyata. Namun, mengapa perlu simbolisme disiplin militer di kalangan pejabat tinggi pemerintahan, dan apakah dampaknya benar-benar substansial?

Baris-Berbaris Sebagai Gagasan Pemerintahan Terpadu

Baris-berbaris tidak hanya sekadar aktivitas fisik. Bagi Prabowo, ini menjadi metafora kuat tentang pemerintahan yang sinergis. Pemerintah yang ideal diharapkan dapat bergerak seirama dan berkomunikasi secara kohesif, layaknya satu regu barisan yang bekerja untuk tujuan bersama.

Di mata Prabowo, pemerintahan yang disiplin akan mampu menghadapi tantangan dan mempertahankan stabilitas. Akan tetapi, apakah konsep ini dapat terwujud dalam ruang rapat kabinet yang penuh dengan ragam kepentingan politik?

Baris-berbaris tersebut mungkin mencerminkan idealisme pemerintahan yang kooperatif, tetapi realitas politik tak pernah semudah itu. Kabinet Prabowo-Gibran masih harus menghadapi gesekan kepentingan yang tak bisa diredam oleh disiplin fisik saja.

Tantangan pemerintahan ke depan, termasuk ketidakpastian ekonomi global, kestabilan harga pangan, dan ketegangan sosial akibat polarisasi politik, memerlukan solusi inovatif yang melampaui rutinitas baris-berbaris.

Simbol Regenerasi Politik yang Tangguh

Kehadiran Gibran dalam latihan ini juga memberikan nuansa regenerasi politik yang kental. Sosok muda yang aktif berpartisipasi menunjukkan bahwa ia siap mengambil peran kepemimpinan.

Namun, yang lebih penting adalah bagaimana Gibran dapat menerjemahkan semangat kolaboratif ini ke dalam kepemimpinannya di masa depan. Bagi sebagian publik yang masih skeptis, Gibran mungkin dilihat sebagai politisi muda yang minim pengalaman. Namun, partisipasinya dalam kegiatan simbolis ini bisa menjadi penegasan bahwa ia bertekad untuk belajar dan mengembangkan peran aktifnya dalam pemerintahan.

Dalam konteks lebih luas, keterlibatan Gibran menunjukkan bahwa peran Wakil Presiden tidak hanya sebagai "ban serep" atau simbol, tetapi juga memiliki potensi untuk mengambil bagian dalam peran-peran penting.

Partisipasi aktifnya dalam kegiatan ini bisa diinterpretasikan sebagai bagian dari pembuktian bahwa dirinya adalah figur pemimpin yang berdiri sejajar dengan para politisi senior, bahkan di bidang yang bukan spesialisasinya. Namun, apakah ini cukup untuk membawa perubahan yang substansial?

Dari Latihan Lapangan ke Kompleksitas Realitas Kabinet

Latihan fisik dan baris-berbaris di lapangan mungkin menjadi fondasi yang baik bagi semangat kerja sama, tetapi realitas politik memerlukan lebih dari sekadar kedisiplinan.

Di dalam ruang rapat, setiap menteri dan pejabat tinggi pemerintah akan menghadapi isu-isu kompleks, dari reformasi pendidikan, kesehatan, hingga ancaman ekonomi global. Perlu adanya fleksibilitas, kreativitas, dan keterbukaan terhadap kritik serta saran yang konstruktif.

Pemerintahan yang berorientasi pada kesuksesan tidak hanya dapat dicapai dengan komando, tetapi dengan dialog dan transparansi. Seperti yang kita lihat dalam banyak kasus di masa lalu, disiplin militeristik yang terlalu kaku justru bisa menjadi kendala bagi fleksibilitas yang diperlukan dalam pengambilan keputusan, khususnya saat Indonesia dihadapkan pada perubahan cepat dalam tatanan geopolitik maupun ekonomi.

Pendekatan kolaboratif, di mana semua pihak terlibat dalam menyusun strategi yang berbasis data dan riset, akan lebih relevan dalam membangun fondasi pemerintahan yang efektif dan adaptif.

Menjaga Sinergi dari Simbol ke Kebijakan

Kesinambungan dari simbolisme kegiatan lapangan ke kebijakan konkret menjadi tantangan utama bagi Prabowo dan Gibran. Tanggung jawab untuk mempertahankan semangat sinergi ini tidak hanya akan terlihat dalam disiplin hadir di lapangan, tetapi lebih penting lagi dalam bagaimana kebijakan ekonomi, sosial, dan pertahanan dapat diimplementasikan secara sinkron di setiap lini pemerintahan.

Sebagai contoh, isu-isu seperti pengentasan kemiskinan, perbaikan infrastruktur, dan ketahanan pangan memerlukan koordinasi antar kementerian, yang tidak dapat dipaksakan melalui baris-berbaris, melainkan melalui perencanaan matang dan komunikasi yang efektif.

Menguatkan Sinergi dengan Struktur Fleksibel

Jika Prabowo dan Gibran ingin mewujudkan pemerintahan yang seirama, beberapa langkah strategis perlu diterapkan:

1. Membangun Mekanisme Koordinasi - Sediakan platform komunikasi yang terbuka dan terstruktur untuk seluruh kementerian, agar setiap kebijakan dapat disusun dan dievaluasi dengan melibatkan setiap pihak yang berkepentingan.

2. Fleksibilitas dalam Pengambilan Keputusan - Disiplin dan kerja sama tidak harus dibatasi pada pendekatan militeristik. Justru, kemampuan adaptasi terhadap situasi yang berubah dengan cepat menjadi kunci bagi efektivitas kebijakan.

3. Memperkuat Pengawasan Terhadap Implementasi Kebijakan - Memastikan kebijakan yang telah disepakati dapat dieksekusi dengan baik di lapangan membutuhkan mekanisme pengawasan yang ketat. Pengawasan ini juga harus mencakup evaluasi berkala yang tidak terpengaruh oleh ego sektoral atau politik.

Simbolisme Militer dalam Politik, Terlalu Sederhana untuk Tantangan Kompleks

Pada akhirnya, sinergi yang diperlihatkan dalam kegiatan di Akademi Militer ini mungkin menawarkan gambaran ideal dari kerja sama pemerintahan. Namun, dalam politik, simbolisme harus diimbangi dengan pragmatisme.

Disiplin militer mungkin memberi landasan bagi kedisiplinan individu, tetapi dalam realitas pemerintahan, kerja sama tidak terjadi dengan sendirinya. Setiap menteri, wakil menteri, dan pejabat pemerintahan lainnya perlu mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau politik.

Retret ini menjadi awal yang penuh harapan, namun hasil nyatanya tetap bergantung pada seberapa konsisten kabinet Prabowo-Gibran dapat menjaga kerja sama ini di ruang rapat dan di lapangan.

Tantangan berikutnya adalah bagaimana mereka mengubah harmoni simbolik ini menjadi kebijakan efektif yang mampu membawa perubahan nyata bagi masyarakat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun