Dalam percobaan awal, teknologi ini sudah menunjukkan hasil yang menjanjikan. Salah satu pasien Neuralink yang mengalami kelumpuhan mampu mengendalikan kursor komputer hanya dengan pikirannya.
Meski demikian, ada pertanyaan besar terkait implikasi jangka panjang dari teknologi ini. Apakah kita benar-benar ingin menanamkan chip di otak kita hanya untuk mengakses internet atau mengirim pesan teks? Selain itu, masalah etika juga tidak bisa diabaikan. Bagaimana jika teknologi ini disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab?
Antara Gimmick dan Masa Depan: Akankah Smartphone Benar-benar Punah?
Saat kita menelusuri lebih jauh klaim dari Zuckerberg dan Musk, muncul pertanyaan penting: Apakah prediksi tentang kematian smartphone ini adalah kenyataan yang akan segera terjadi, atau sekadar gimmick pemasaran yang bertujuan untuk mempopulerkan produk baru? Pada titik ini, mungkin terlalu dini untuk memberikan jawaban pasti.
Namun, satu hal yang pasti adalah bahwa setiap inovasi teknologi membutuhkan waktu untuk diadopsi secara luas. Ponsel pintar sendiri membutuhkan waktu beberapa tahun sebelum akhirnya menjadi perangkat yang tidak tergantikan.
Sebelum iPhone diluncurkan pada 2007, banyak orang masih menggunakan ponsel dengan tombol fisik dan tidak percaya bahwa layar sentuh bisa menjadi standar baru. Begitu pula, kita mungkin perlu menunggu beberapa tahun lagi untuk melihat apakah kacamata pintar atau chip otak akan benar-benar menggantikan ponsel pintar.
Inovasi Tidak Selalu Menggantikan, Terkadang Mereka Berdampingan
Meskipun banyak orang berbicara tentang "kematian" teknologi lama setiap kali muncul inovasi baru, kenyataannya adalah teknologi lama sering kali tetap hidup berdampingan dengan teknologi baru.
Lihat saja mesin faks, yang meskipun sudah jarang digunakan, masih eksis di beberapa institusi tertentu. Begitu juga dengan radio, yang tetap bertahan meski dunia telah beralih ke streaming digital.
Mungkin, hal yang sama juga akan terjadi dengan smartphone. Alih-alih menghilang sepenuhnya, ponsel pintar kemungkinan akan beradaptasi dengan kehadiran teknologi baru.
Misalnya, kacamata pintar mungkin akan menjadi perangkat pendukung, bukan pengganti, ponsel pintar. Begitu pula, chip otak mungkin akan menjadi pilihan bagi segmen tertentu dari populasi, tetapi tidak semua orang akan merasa nyaman dengan gagasan menanamkan chip di otak mereka.
Masa Depan Teknologi adalah Adaptasi, Bukan Penggantian
Pada akhirnya, meskipun ramalan Zuckerberg dan Musk tentang kematian smartphone terdengar bombastis, kita perlu melihatnya dalam konteks yang lebih luas.
Teknologi baru, seperti kacamata pintar dan chip otak, mungkin akan mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia digital, tetapi ini tidak berarti smartphone akan hilang begitu saja. Seperti yang telah kita lihat di masa lalu, teknologi lama sering kali bertahan lebih lama dari yang diperkirakan, beradaptasi dan berevolusi seiring waktu.