Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik.

Tertarik pada dunia buku, seni, dan budaya populer.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menanti Inovasi Prof. Stella Christie untuk Pendidikan Tinggi yang Maju dan Inklusif

21 Oktober 2024   18:30 Diperbarui: 21 Oktober 2024   18:53 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penunjukan Profesor Stella Christie sebagai Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dalam kabinet Prabowo-Gibran menarik perhatian banyak kalangan, terutama di tengah urgensi transformasi pendidikan di Indonesia.

Dengan latar belakang akademis dan pengalaman riset internasional yang kuat, Stella diharapkan membawa angin perubahan bagi pendidikan tinggi Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0.

Namun, di balik harapan besar itu, muncul pertanyaan mendasar: bagaimana tepatnya Stella bisa membuat gebrakan nyata yang berkelanjutan?

Indonesia, dengan populasi anak muda terbesar di Asia Tenggara, sedang menghadapi tantangan berat dalam dunia pendidikan.

Masalah seperti kurikulum yang tidak fleksibel, rendahnya kolaborasi riset dan dunia industri, hingga lemahnya infrastruktur teknologi menjadi hambatan utama bagi pengembangan pendidikan yang lebih modern dan adaptif.

Tantangan ini tidak hanya menyangkut persoalan teknis, tetapi juga menyentuh aspek-aspek mendasar yang terkait dengan relevansi pendidikan dalam mempersiapkan generasi muda untuk bersaing di kancah global.

Pendidikan Tinggi yang Terhubung dengan Kebutuhan Industri: Mengapa Penting?

Di tengah kemajuan teknologi yang pesat, pendidikan tinggi yang tidak relevan dengan kebutuhan dunia kerja hanya akan menciptakan "pengangguran terdidik." Banyak lulusan perguruan tinggi di Indonesia masih kesulitan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang studi mereka, karena kurikulum yang terlalu teoritis dan minim relevansi dengan industri.

Prof. Stella Christie, dengan latar belakangnya di bidang Cognitive Science, menawarkan pendekatan berbasis riset untuk mendesain ulang kurikulum yang lebih adaptif dan responsif terhadap perkembangan teknologi.

Pendekatan interdisipliner yang ia kembangkan, yang mengaitkan kognisi manusia dengan kecerdasan buatan dan perilaku hewan, dapat menjadi landasan untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih dinamis.

Harapannya, kurikulum yang diusulkan oleh Stella tidak hanya membekali mahasiswa dengan pengetahuan teoretis, tetapi juga kemampuan praktis untuk berinovasi dan berkolaborasi lintas disiplin.

Dalam hal ini, tantangan terbesar Stella adalah mengintegrasikan riset akademis dengan kebutuhan industri yang terus berubah. Pendidikan tinggi di Indonesia harus mampu mempersiapkan lulusan yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga siap menciptakan perubahan dalam dunia kerja itu sendiri.

Inisiatif yang ia kembangkan di Tsinghua University, China, di mana ia aktif terlibat dalam proyek-proyek yang menghubungkan dunia akademik dan industri, bisa menjadi model untuk diterapkan di Indonesia.

Pendidikan dan Teknologi: Sinergi untuk Meningkatkan Daya Saing Global

Salah satu fokus utama Prof. Stella Christie adalah menciptakan sinergi yang kuat antara pendidikan dan teknologi. Di tengah berkembangnya kecerdasan buatan (AI), big data, dan Internet of Things (IoT), pendidikan tinggi tidak bisa lagi bersifat statis.

Dalam wawancara sebelumnya, Stella menegaskan bahwa kurikulum yang kaku hanya akan memperlambat inovasi dan membuat lulusan Indonesia sulit bersaing di kancah global.

Oleh karena itu, ia mendorong terciptanya ekosistem pembelajaran yang lebih fleksibel, di mana mahasiswa diberikan kebebasan untuk bereksperimen, berinovasi, dan berkolaborasi lintas bidang.

Hal ini sangat relevan dengan kondisi pendidikan tinggi di Indonesia saat ini. Banyak perguruan tinggi yang masih menggunakan kurikulum lama yang kurang mengakomodasi kebutuhan zaman.

Dengan pengalaman internasionalnya, khususnya dalam mengembangkan ekosistem pendidikan yang berbasis teknologi di Tsinghua University, Stella memiliki potensi untuk membawa perubahan besar di Indonesia. Jika pendidikan tinggi di Indonesia ingin tetap relevan, maka integrasi teknologi dalam proses pembelajaran harus menjadi prioritas utama (kompas.com, 20/10/2024).

Inovasi Pendidikan Berbasis Riset: Tantangan dan Peluang

Salah satu masalah mendasar dalam pendidikan tinggi Indonesia adalah rendahnya keterlibatan riset dalam pengembangan kurikulum dan kebijakan.

Meskipun Indonesia memiliki banyak perguruan tinggi dengan potensi riset yang besar, belum banyak hasil riset yang diintegrasikan secara efektif ke dalam kebijakan pendidikan atau ekonomi. Inilah yang menjadi salah satu tantangan utama bagi Prof. Stella Christie---menciptakan jembatan antara riset akademik dan kebijakan pendidikan yang lebih inklusif dan berbasis data (kompas.com, 20/10/2024).

Sebagai akademisi yang memiliki pengalaman riset mendalam di berbagai negara, Stella dipandang mampu menghadirkan perspektif baru dalam pengelolaan pendidikan tinggi berbasis riset.

Dengan fokus pada evidence-based policy, ia diharapkan mampu mendorong kebijakan yang lebih berorientasi pada hasil riset, bukan sekadar teori. Pendekatan ini, jika diterapkan secara konsisten, dapat mempercepat inovasi dan membuat sistem pendidikan lebih responsif terhadap perubahan sosial dan ekonomi.

Pendidikan Inklusif: Menciptakan Ekosistem yang Berkelanjutan

Di tengah harapan yang besar, tidak dapat dipungkiri bahwa Prof. Stella Christie akan menghadapi tantangan berat. Selain tantangan teknologi dan riset, Stella juga harus memikirkan bagaimana menciptakan pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan. Keberagaman sosial, budaya, dan ekonomi di Indonesia menuntut pendekatan pendidikan yang holistik, yang tidak hanya fokus pada teknologi tetapi juga pada nilai-nilai kemanusiaan (kompas.com, 20/10/2024).

Sebagai seseorang yang pernah menempuh pendidikan di berbagai negara dengan latar belakang budaya yang berbeda, Stella diyakini memiliki pemahaman mendalam tentang pentingnya pendidikan yang inklusif.

Pendidikan tidak hanya bertujuan untuk mencetak lulusan yang siap kerja, tetapi juga menciptakan warga negara yang berpikiran terbuka, kritis, dan mampu menghargai perbedaan.

Di sinilah peran Stella dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang tidak hanya berfokus pada teknologi, tetapi juga pada nilai-nilai keberagaman dan kemanusiaan, sangat penting.

Pendidikan inklusif ini juga harus mampu merangkul semua kalangan, tidak hanya mereka yang berasal dari kelompok elit atau masyarakat perkotaan. Stella diharapkan mampu mengembangkan kebijakan pendidikan yang dapat diakses oleh semua kalangan, termasuk masyarakat di daerah terpencil dan mereka yang berasal dari latar belakang ekonomi yang kurang beruntung. (kompas.com, 20/10/2024).

Menanti Langkah Nyata: Apa yang Harus Dilakukan?

Dalam menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0 dan kebutuhan pendidikan yang inklusif, langkah pertama yang perlu diambil adalah memperkuat kolaborasi antara pemerintah, dunia akademik, dan industri. Prof. Stella Christie, dengan pengalaman internasionalnya, harus mampu membangun sinergi ini dengan baik, untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih inovatif dan berkelanjutan (kompas.com, 20/10/2024).

Selain itu, penting untuk memperkuat kapasitas riset di perguruan tinggi, serta memastikan bahwa hasil riset tersebut dapat diintegrasikan secara efektif ke dalam kebijakan pendidikan.

Pada akhirnya, kesuksesan Stella tidak hanya bergantung pada visi dan ide-ide briliannya, tetapi juga pada kemampuan semua pihak untuk bersinergi dan mendukung perubahan.

Hanya dengan kolaborasi yang kuat, kita bisa berharap pendidikan tinggi Indonesia dapat mencapai transformasi yang lebih maju, relevan, dan inklusif di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun