Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik.

Tertarik pada dunia buku, seni, dan budaya populer.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kenapa 'Orang Jokowi' Mendapat Tempat di Kabinet Prabowo?

15 Oktober 2024   10:12 Diperbarui: 15 Oktober 2024   10:59 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembicaraan seputar kemungkinan masuknya sejumlah Orang Jokowi dalam kabinet Prabowo Subianto menuai beragam reaksi dari kalangan politik dan publik.

Di tengah dinamika politik Indonesia yang plural, langkah ini dapat dibaca sebagai strategi untuk menjaga stabilitas politik dan kesinambungan pemerintahan.

Kontinuitas Politik atau Pragmatisme?

Beberapa tokoh yang diperkirakan akan tetap menjabat dalam kabinet Prabowo antara lain Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan), Erick Thohir (Menteri BUMN), Tito Karnavian (Menteri Dalam Negeri), dan Pratikno (Menteri Sekretaris Negara).

Kehadiran mereka memperlihatkan bahwa Prabowo tidak hanya mempertimbangkan loyalitas politik, tetapi juga kompetensi dan rekam jejak dalam menjalankan kebijakan.

Prabowo pernah menyampaikan bahwa pemilihan anggota kabinetnya akan didasarkan pada kemampuan untuk "memberikan yang terbaik untuk bangsa dan rakyat."

Langkah ini tampaknya bertujuan memastikan stabilitas dan kesinambungan kebijakan. Mengakomodasi tokoh-tokoh kunci dari kabinet Jokowi dapat membantu transisi pemerintahan berjalan lebih mulus dan menghindari perubahan kebijakan yang terlalu drastis, yang berpotensi menimbulkan ketidakpastian.

Di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu, keberadaan para profesional berpengalaman ini bisa menjadi langkah pragmatis untuk memastikan bahwa Indonesia tetap berada di jalur yang stabil.

Selain itu, mempertahankan figur-figur dari kabinet Jokowi juga menunjukkan keterbukaan Prabowo terhadap keberlanjutan kebijakan yang dinilai sukses. Ini bisa memberikan sinyal positif kepada investor dan komunitas internasional bahwa tidak akan ada perubahan kebijakan radikal, terutama di sektor ekonomi dan hubungan luar negeri.

Pragmatisme Politik atau Rekonsiliasi?

Keputusan Prabowo untuk merangkul Orang Jokowi tidak hanya berpotensi memperkuat stabilitas pemerintahan, tetapi juga memperluas basis dukungan politiknya. Figur-figur seperti Sri Mulyani, Erick Thohir, Tito Karnavian, dan Pratikno memiliki pengaruh besar di era Jokowi, baik di sektor ekonomi maupun keamanan, dan kehadiran mereka bisa meningkatkan kepercayaan terhadap pemerintahan baru.

Namun, langkah ini juga mencerminkan pragmatisme politik yang kental dalam koalisi yang cair. Prabowo tampaknya sadar bahwa dengan merangkul tokoh-tokoh dari kubu Jokowi, ia bisa menjaga keseimbangan politik dan menghindari potensi konflik internal.

Adi Prayitno, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, menilai bahwa langkah ini menunjukkan upaya Prabowo untuk menjadi pemimpin bagi seluruh bangsa, bukan hanya satu kelompok politik. Detik, Selasa (17/8/2024).

Dampak terhadap Kebijakan Publik

Masuknya Orang Jokowi ke kabinet Prabowo berpotensi melanjutkan beberapa kebijakan utama dari era Jokowi, terutama di bidang ekonomi dan infrastruktur. Sri Mulyani, yang telah lama memimpin kebijakan fiskal, kemungkinan akan terus mendorong kebijakan pro-investasi dan pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, Erick Thohir diperkirakan akan melanjutkan pengembangan BUMN dan menarik investasi asing. Tito Karnavian, yang dianggap sukses menjaga stabilitas keamanan nasional, juga berpeluang tetap memegang peran penting dalam menjaga keamanan dalam negeri.

Namun, kehadiran mereka memunculkan pertanyaan: Apakah ini akan membatasi otonomi Prabowo dalam merumuskan kebijakan? Akankah kabinet ini mencerminkan visi Prabowo, ataukah justru menjadi hasil kompromi antara pengaruh dari era Jokowi dan ide-ide baru dari Prabowo?

Keseimbangan Kekuasaan

Dari sudut pandang politik, keputusan Prabowo untuk memasukkan tokoh-tokoh dari era Jokowi juga bisa dilihat sebagai cara untuk menjaga keseimbangan kekuasaan.

Indonesia memiliki sistem politik yang sangat terpolarisasi, dan untuk membangun koalisi yang kuat, kompromi serta akomodasi terhadap berbagai kepentingan politik sering kali diperlukan.

Memasukkan tokoh-tokoh dari kabinet Jokowi bisa membantu Prabowo menghindari dominasi satu faksi politik dalam pemerintahannya, sekaligus menunjukkan niat untuk merangkul berbagai kelompok dalam masyarakat.

Tantangan yang Mungkin Muncul

Namun, tidak semua pihak akan menyambut keputusan ini dengan tangan terbuka. Beberapa pendukung Prabowo mungkin merasa kecewa jika mereka mengharapkan perubahan total dari era Jokowi.

Mereka bisa menganggap keputusan ini sebagai kompromi yang terlalu besar. Selain itu, tantangan besar yang dihadapi kabinet ini adalah bagaimana para Orang Jokowi bisa menyesuaikan diri dengan gaya kepemimpinan Prabowo.

Mampukah mereka beradaptasi dengan visi Prabowo? Ataukah mereka justru akan terus membawa paradigma lama yang kurang sejalan dengan semangat perubahan yang dijanjikan Prabowo?

Kesimpulan

Untuk meminimalkan potensi konflik, Prabowo harus menetapkan batasan yang jelas terkait peran dan tanggung jawab para menteri ini. Langkah penting lainnya adalah mengomunikasikan kepada publik bahwa keputusan ini diambil demi kepentingan bangsa, bukan sekadar bagi-bagi kekuasaan.

Jika dikelola dengan baik, kabinet Prabowo bisa muncul sebagai pemerintahan yang kompeten dan siap menghadapi tantangan besar di depan.

Selain itu, fokus pada program-program konkret yang memberikan manfaat nyata bagi rakyat akan menjadi kunci kesuksesan. Kehadiran tokoh-tokoh dari era Jokowi bisa dilihat sebagai tambahan kekuatan yang solid, bukan beban.

Keputusan Prabowo untuk mempertimbangkan Orang Jokowi dalam kabinetnya mencerminkan pragmatisme politik serta komitmen terhadap stabilitas pemerintahan.

Meski berpotensi menuai kritik, langkah ini menunjukkan upaya merangkul berbagai kelompok demi terciptanya pemerintahan yang inklusif dan solid. Tantangan terbesar Prabowo ke depan adalah bagaimana menyeimbangkan kesinambungan dengan inovasi, sehingga harapan publik akan perubahan tetap terjaga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun