Abdul Mu'ti, dengan latar belakang keagamaan dan visinya yang berfokus pada nilai-nilai moral, diharapkan dapat membawa pendekatan yang lebih berimbang dalam menghadapi tantangan globalisasi dan digitalisasi.
Namun, ia juga harus memastikan bahwa reformasi yang telah dimulai oleh Nadiem Makarim, terutama dalam hal digitalisasi dan inovasi, tidak sepenuhnya ditinggalkan.
Untuk menciptakan pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas, Abdul Mu'ti perlu memadukan antara nilai-nilai tradisional yang ia junjung dengan tuntutan teknologi modern.
Jika ia berhasil menciptakan keseimbangan ini, pendidikan Indonesia tidak hanya akan mencerdaskan bangsa, tetapi juga mempersiapkan generasi yang mampu bersaing di era global.
Dengan demikian, perubahan ini dapat menjadi awal dari masa depan pendidikan yang lebih beragam, adil, dan relevan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H