Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik

Tertarik pada dunia buku, seni, dan budaya populer.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Saat Mentok Menulis, Jangan Panik! Ambil Buku dan Bacalah!

14 Oktober 2024   13:37 Diperbarui: 14 Oktober 2024   13:42 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI writer's block| sumber: theactivevoice.com

Seorang penulis duduk di depan laptop dengan layar kosong. Kursor berkedip-kedip seperti lampu alarm yang tidak diinginkan. Ide-ide? Tidak ada. Kreativitas? Lebih kering dari padang pasir.

Ini adalah situasi yang akrab bagi banyak penulis, baik yang baru menulis puisi pertama mereka maupun para veteran yang telah menghasilkan buku best-seller. Penyakit ini punya nama: writer's block.

Dan tidak ada yang lebih membosankan daripada mencoba mencari solusi untuk masalah yang sudah dibahas jutaan kali. Semua orang memberi tahu solusinya---jangan menyerah, coba meditasi, atau lebih ekstrem, tulis apapun bahkan jika itu hanya daftar belanjaan.

Tapi tunggu sebentar. Apa yang sebenarnya terjadi di balik writer's block? Apakah ini hanya masalah kurang ide, atau ada yang lebih mendalam? Dan bagaimana jika solusinya bukanlah menulis lebih banyak, tetapi justru mengambil langkah mundur, duduk santai, dan membaca? Ya, membaca.

Tapi sebelum Anda terburu-buru menutup artikel ini dengan alasan "sudah tahu," mari kita bongkar ini lebih dalam, dengan perspektif yang (semoga) belum pernah Anda dengar sebelumnya.

Writer's Block Bukan Tentang Menulis

Writer's block sering kali dikaitkan dengan hilangnya kreativitas, tetapi mari kita jujur. Banyak penulis yang sebenarnya tidak kehabisan ide; mereka hanya dilumpuhkan oleh ketakutan yang tidak masuk akal.

Ini bukan hanya ketakutan gagal, tetapi ketakutan aneh seperti "Bagaimana jika tulisan saya ini malah bikin pembaca ingin muntah?" atau "Bagaimana kalau ide ini sudah basi sebelum saya menyelesaikan paragraf pertama?"

Mendengar kecemasan semacam itu mengingatkan saya pada perasaan cemas yang sama ketika kita harus memilih sepatu yang tepat untuk pesta pernikahan sepupu.

Pilihan sepatu bukan masalah hidup dan mati, tapi anehnya terasa begitu penting. Begitu juga dengan penulisan. Dan itulah yang menggelikan---penulis yang menderita writer's block bukan karena mereka tidak tahu apa yang ingin mereka tulis, tetapi karena mereka terlalu memikirkan dampak dari tulisannya. Ketakutan dan harapan besar ini bisa membekukan otak kreatif mereka.

Membaca Tidak Menyelamatkan?

Tentu saja, banyak penulis mungkin dengan skeptis akan berkata, "Bagaimana membaca bisa menyelamatkan saya dari masalah yang bahkan bukan tentang kekurangan ide?" Jawaban paling sederhana adalah ini: membaca adalah reset button untuk otak kreatif Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun