Ada sebuah paradoks yang menarik di sini. Di satu sisi, kita memuji UMKM sebagai pilar ekonomi, tapi di sisi lain, kebijakan publik tidak selalu berpihak pada mereka.Â
Misalnya, kebijakan pajak yang kadang terlalu menekan, atau regulasi yang lebih mendukung bisnis besar daripada mereka yang beroperasi di bawah tenda di pinggir jalan.Â
UMKM seperti siswa teladan di sekolah yang selalu mendapatkan pujian, tapi tidak pernah diberi penghargaan atau dukungan yang layak. Mereka harus bertahan hidup di tengah derasnya arus globalisasi, digitalisasi, dan---tentu saja---krisis ekonomi global.
Ketika pandemi COVID-19 melanda, siapa yang pertama kali terkena dampaknya? UMKM. Banyak dari mereka yang terpaksa menutup bisnis, merugi, bahkan bangkrut.Â
Saat itulah narasi "tulang punggung" ini terasa lebih sebagai slogan kosong daripada kenyataan. Tulang punggung yang kuat tidak seharusnya patah saat krisis, bukan?
Sirkus Bantuan untuk UMKM: Siapa yang Sebenarnya Mendapat Untung?
Ketika krisis datang, pemerintah dan banyak lembaga donor bergegas menyelamatkan UMKM dengan segala macam bantuan: subsidi bunga kredit, bantuan modal usaha, pelatihan gratis, hingga digitalisasi. Itu semua terdengar heroik dan mulia. Tapi tunggu sebentar, siapa yang sebenarnya paling diuntungkan?
Bank dan lembaga keuangan, misalnya, sangat senang dengan program bantuan UMKM ini. Mereka mendapatkan insentif dari pemerintah untuk memberikan kredit murah, tetapi pada akhirnya, bunga tetap harus dibayar oleh pelaku UMKM.Â
Mereka mendapatkan pelatihan, ya, tapi apakah pelatihan itu benar-benar relevan atau hanya basa-basi untuk memenuhi laporan tahunan? Mungkin lebih banyak seminar yang diadakan daripada hasil nyata yang dirasakan.
UMKM tidak butuh banyak seminar atau pelatihan lagi. Mereka butuh infrastruktur yang memadai, akses pasar yang lebih besar, dan regulasi yang mendukung, bukan yang membatasi. Mereka butuh lebih dari sekadar basa-basi.
Tulang Punggung atau Tulang Ekor?
Jadi, jika UMKM bukan tulang punggung perekonomian, lalu mereka apa? Mungkin mereka adalah tulang ekor---bagian dari sistem yang penting, tapi sering dilupakan dan jarang dianggap serius.Â
Tulang ekor memang terlihat kecil dan remeh, tapi coba saja jatuh dan tulang ekor Anda terkena lantai. Anda akan langsung menyadari betapa pentingnya bagian kecil itu.Â