Pertandingan antara Bahrain dan Indonesia pada kualifikasi Piala Dunia 2026 bukanlah sekadar laga biasa. Ini lebih dari sekadar perebutan tiga poin---ini tentang harapan, perjuangan, dan kebangkitan tim Garuda yang lama terpendam.
Mimpi menuju Piala Dunia selalu terdengar utopis bagi sepak bola Indonesia, namun di bawah arahan pelatih Shin Tae-yong, impian itu tampaknya mulai berubah dari ilusi menjadi sesuatu yang mungkin digapai.
Namun, seperti yang selalu terjadi dalam sepak bola, hasil pertandingan ditentukan di lapangan, bukan di atas kertas.Â
Apakah tim Garuda siap menantang tim sekelas Bahrain, yang peringkat FIFA-nya jauh di atas mereka? Bagaimana duel ini akan mengukir cerita baru dalam sejarah sepak bola Indonesia?Â
Pertanyaan ini membawa kita pada inti cerita yang lebih besar dari sekadar statistik atau formasi pemain---tentang sebuah bangsa yang ingin bangkit dari keterpurukan sepak bola internasional.
Antara Sejarah dan Mimpi yang Baru
Sebagian besar dari kita, terutama penggemar lama sepak bola Indonesia, mungkin masih ingat pertemuan memalukan Indonesia dengan Bahrain di kualifikasi Piala Dunia 2014.Â
Kekalahan 0-10 di tahun 2012 terasa seperti pukulan telak yang membekas di ingatan para pecinta sepak bola Tanah Air. Namun, waktu telah berubah, begitu pula semangat tim nasional Indonesia.
Bahrain mungkin masih kuat dengan peringkat FIFA ke-76, sementara Indonesia berada jauh di bawah, di posisi 129. Namun, jika ada satu hal yang ditunjukkan oleh Shin Tae-yong sejak mengambil alih tim, itu adalah bahwa sepak bola tidak selalu tentang angka. Setelah berhasil menahan imbang Arab Saudi di Jeddah dan Australia di Jakarta, optimisme semakin tinggi. Meski dianggap underdog, Indonesia menunjukkan bahwa mereka siap menantang segala prediksi.
Shin Tae-yong dan Garis Perlawanan
Shin Tae-yong bukanlah pelatih sembarangan. Kehadirannya membawa angin segar dalam timnas Indonesia, terutama dari segi taktik dan mentalitas.Â
Di bawah kepemimpinannya, Indonesia bertransformasi menjadi tim yang lebih terstruktur, solid di pertahanan, dan tajam dalam serangan balik. Keberhasilannya menahan imbang dua raksasa Asia di babak kualifikasi ini membuktikan bahwa Shin bukan hanya pelatih taktik, melainkan juga seorang motivator yang mampu mengubah mentalitas pemainnya.
Melawan Bahrain, Shin harus memutuskan apakah akan mempertahankan susunan pemain yang membawa hasil positif di dua laga sebelumnya, atau mencoba sesuatu yang baru. Absennya Justin Hubner memang menjadi kerugian, tetapi peluang bagi pemain lain untuk tampil justru terbuka.Â
Mees Hilgers, bek muda yang bermain di Eredivisie Belanda, mungkin menjadi pilihan utama untuk menjaga lini belakang Indonesia. Kehadiran Hilgers, bersama Jay Idzes, akan menjadi tembok pertahanan baru yang harus dihadapi Bahrain.
Tapi Shin tidak hanya bergantung pada pertahanan. Di lini tengah, Thom Haye akan menjadi motor penggerak permainan.
Kekuatan kombinasi pemain muda berbakat dengan pengalaman pemain naturalisasi menjadi senjata utama Shin untuk melawan Bahrain, yang meski mengalami kekalahan telak dari Jepang, tetap memiliki ancaman serius.
Bahrain: Tim yang Mengintimidasi
Dari sisi Bahrain, laga ini juga krusial. Dengan mengantongi tiga poin dari kemenangan atas Australia, tim berjuluk Pearl Divers ini masih berada dalam persaingan ketat untuk memperebutkan tiket ke Piala Dunia.Â
Kekalahan 0-5 dari Jepang memang merusak moral, tetapi Bahrain tetap menjadi tim dengan pengalaman dan ambisi besar.
Bahrain telah memanggil beberapa pemain bintang mereka, termasuk gelandang veteran Kamil Al-Aswad yang akan mengejar caps ke-106. Ali Madan dan Ali Haram, dua pilar penting yang ditarik keluar saat melawan Jepang, kemungkinan besar akan kembali bermain penuh untuk menghadapi Indonesia.Â
Bahrain tahu bahwa kemenangan melawan Indonesia akan memperkuat posisi mereka di tiga besar Grup F.
Namun, ada satu hal yang perlu diperhatikan: Bahrain tidak selalu tampil konsisten. Setelah kemenangan beruntun, kekalahan dari Jepang membuka celah di lini pertahanan mereka yang bisa dimanfaatkan Indonesia.Â
Di sinilah peluang Indonesia terbuka---jika Shin Tae-yong mampu memanfaatkan momen ini dengan strategi serangan balik yang cepat dan presisi, Indonesia punya kesempatan besar untuk mencuri poin.
Fakta Menarik: Angka di Balik Statistik
Laga Bahrain vs Indonesia ini juga penuh dengan fakta-fakta menarik yang memanaskan atmosfer pertandingan.Â
Dalam tujuh pertemuan terakhir antara kedua tim, Indonesia memenangkan dua laga, sementara Bahrain mengantongi tiga kemenangan. Ini akan menjadi pertemuan pertama mereka sejak kekalahan memalukan Indonesia 0-10 pada 2012---sebuah skor yang akan selalu menghantui, namun kini dapat dijadikan motivasi untuk bangkit.
Di sisi lain, Bahrain hanya kalah sekali dalam enam pertandingan terakhir mereka, dan itu terjadi saat melawan Jepang. Sementara Indonesia belum terkalahkan dalam tiga pertandingan terakhirnya, termasuk dua hasil imbang melawan raksasa Arab Saudi dan Australia.
Selain itu, pertandingan ini akan mempertemukan dua pelatih dengan pendekatan yang berbeda. Dragan Talajic dari Bahrain mengandalkan permainan taktis yang rapat, sementara Shin Tae-yong lebih cenderung bermain terbuka dengan strategi serangan balik cepat.Â
Kunci kemenangan ada pada siapa yang bisa memanfaatkan kelemahan lawan di momen-momen krusial.
Perkiraan Susunan Pemain dan Strategi
Melihat performa Bahrain dalam dua laga terakhir, mereka kemungkinan akan menurunkan formasi yang mirip saat melawan Jepang, meski dengan sedikit penyesuaian. Ali Madan dan Kamil Al-Aswad diperkirakan akan menjadi motor serangan dari lini tengah. Mahdi Abduljabbar, penyerang produktif, akan menjadi tumpuan di lini depan. Susunan pemain mereka kemungkinan akan terlihat seperti ini:
Bahrain: Lutfalla; Emmanuel, Baqer, Benadi, Al-Khulasi; Madan, Al-Asfoor, Haram, Marhoon; Al-Aswad, Abduljabbar.Â
Pelatih: Dragan Talajic
Di sisi Indonesia, Shin Tae-yong mungkin akan menggunakan formasi serupa saat melawan Australia, dengan fokus pada serangan balik dan memanfaatkan kecepatan para penyerang muda. Berikut perkiraan susunan pemain Indonesia:
Indonesia: Maarten Paes; Rizky Ridho, Mees Hilgers, Jay Idzes; Sandy Walsh, Thom Haye, Ivar Jenner, Calvin Verdonk; Witan Sulaeman, Ragnar Oratmangoen, Eliano Reijnders
Pelatih: Shin Tae-yong
Mimpi atau Kenyataan?
Pertandingan ini bukan sekadar tentang hasil di atas kertas, melainkan tentang mentalitas, taktik, dan bagaimana kedua tim menghadapi tekanan besar.
Indonesia datang dengan semangat baru, sementara Bahrain ingin mengamankan posisi di papan atas klasemen.
Namun, yang lebih penting dari sekadar kemenangan adalah bagaimana tim Garuda membuktikan bahwa mereka bisa bersaing di level yang lebih tinggi.
Laga ini adalah tentang meretas mimpi lama dan menggantinya dengan kenyataan baru---bahwa Indonesia bukan lagi tim yang bisa dipandang sebelah mata di kancah sepak bola Asia.
Hasil akhir mungkin tidak pasti, tetapi semangat perjuangan itulah yang akan membuat kita semua terus bermimpi tentang kejayaan di panggung dunia.
Mungkinkah duel ini akan menjadi permulaan baru bagi tim Garuda, ataukah kita harus menunggu mimpi itu terwujud di lain waktu?
Pertanyaan itu hanya bisa dijawab setelah peluit panjang berbunyi di Riffa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H