Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik

Tertarik pada dunia buku, seni, dan budaya populer.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Refleksi Hari Kesehatan Mental Sedunia: Mengisi Kesenjangan Dukungan Berkelanjutan

8 Oktober 2024   10:42 Diperbarui: 8 Oktober 2024   11:25 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI | sumber gambar: bssnews.net

"Saat kesadaran tentang kesehatan mental semakin meningkat, kita sering lupa satu hal penting: dukungan jangka panjang bagi mereka yang benar-benar membutuhkannya."

Setiap Hari Kesehatan Mental Sedunia, kita diingatkan tentang pentingnya menjaga kesehatan mental dan bagaimana semakin banyak orang yang berani terbuka tentang masalah ini.

Namun, ada aspek penting yang sering terabaikan: dukungan berkelanjutan bagi mereka yang telah terdiagnosis atau sedang dalam fase pemulihan jangka panjang.

Sementara lebih banyak orang berbicara tentang kesehatan mental, mereka yang hidup dengan gangguan mental kronis sering merasa terabaikan setelah bantuan awal diberikan.

Meningkatnya Kesadaran, Berkurangnya Dukungan

Memang benar bahwa kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental sudah jauh lebih baik.

Banyak tokoh masyarakat, selebriti, dan atlet berbicara secara terbuka tentang perjuangan mereka, yang membantu masyarakat merasa lebih aman untuk melakukan hal yang sama. Sayangnya, diskusi ini sering kali berhenti di masalah tanpa memberikan solusi nyata, terutama dalam hal dukungan jangka panjang.

Di banyak negara, layanan kesehatan mental masih fokus pada penanganan krisis atau bantuan jangka pendek. Bagi mereka yang hidup dengan depresi berat, gangguan bipolar, atau PTSD, sering kali dukungan terasa hilang ketika gejala akut mulai mereda. Padahal, mereka masih membutuhkan pemantauan, dukungan emosional, dan akses ke komunitas yang mendukung.

Stigma dan Keterbatasan Sistem Kesehatan

Stigma masih menjadi masalah besar dalam kesehatan mental.

Mereka yang hidup dengan kondisi kronis sering dianggap lemah atau terlalu bergantung pada bantuan, padahal dukungan yang berkelanjutan sangat penting bagi stabilitas mereka. Akibatnya, banyak orang yang enggan mencari bantuan lebih lanjut karena takut dihakimi atau merasa malu.

Selain itu, sistem kesehatan mental di banyak tempat masih kekurangan dana dan sumber daya. Banyak layanan terbatas hanya di kota besar, sementara daerah terpencil masih sulit mendapatkan akses. Di Indonesia, contohnya, layanan kesehatan mental sering hanya tersedia di kota-kota besar, membuat masyarakat di desa atau daerah terpencil kesulitan mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.

Solusi Praktis untuk Dukungan Berkelanjutan

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan langkah-langkah nyata yang bisa diterapkan secara luas. Beberapa solusi yang bisa dipertimbangkan antara lain:

1. Program Pendampingan Jangka Panjang

Pemerintah dan penyedia layanan kesehatan harus mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk menciptakan program yang mendukung pemulihan jangka panjang. Contohnya, kelompok pendukung komunitas yang berkumpul secara rutin, konseling berkelanjutan, atau terapi kelompok. Dengan cara ini, individu yang sudah melewati fase krisis tetap mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.

2. Pendidikan Masyarakat untuk Mengurangi Stigma

Masyarakat perlu lebih paham bahwa kondisi mental kronis bukan hanya soal melewati krisis, tetapi juga soal perawatan berkelanjutan. Kampanye kesehatan mental yang fokus pada pemahaman ini bisa membantu mengurangi stigma dan membuat masyarakat lebih mendukung mereka yang hidup dengan gangguan mental kronis.

3. Peningkatan Pelatihan untuk Tenaga Kesehatan Mental

Selain menyediakan lebih banyak psikolog dan konselor, tenaga kesehatan mental perlu dilatih untuk lebih memahami kebutuhan pasien jangka panjang. Bukan hanya tenaga medis, tapi juga pekerja sosial, guru, dan tenaga HR di perusahaan perlu mendapatkan pelatihan dasar tentang kesehatan mental, agar mereka bisa memberikan dukungan awal yang lebih tepat.

4. Akses Layanan yang Terjangkau dan Merata 

Pemerintah perlu memastikan bahwa layanan kesehatan mental terjangkau untuk semua kalangan. Subsidi untuk terapi di bawah BPJS, layanan konsultasi daring gratis, dan upaya lain bisa sangat membantu mereka yang tinggal di daerah terpencil atau memiliki keterbatasan ekonomi.

5. Pemanfaatan Teknologi untuk Dukungan Jangka Panjang

Aplikasi kesehatan mental, konsultasi daring, dan chatbot psikologis bisa menjadi alternatif praktis untuk memberikan dukungan jangka panjang. Teknologi memungkinkan orang untuk mendapatkan dukungan kapan saja dan dari mana saja, tanpa terbatas oleh jarak atau biaya yang tinggi.

Membangun Masa Depan Kesehatan Mental yang Lebih Baik

Hari Kesehatan Mental Sedunia adalah momen untuk tidak hanya refleksi, tetapi juga aksi.

Kesadaran saja tidak cukup. Kita perlu bergerak ke arah tindakan nyata untuk mendukung mereka yang hidup dengan kondisi mental kronis.

Dengan program dukungan berkelanjutan, pendidikan yang lebih baik, dan pemanfaatan teknologi, kita bisa menciptakan sistem kesehatan mental yang lebih inklusif dan efektif.

Semua orang berhak mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan---bukan hanya saat krisis, tetapi juga dalam perjalanan panjang menuju pemulihan.

Dukungan yang tepat dan berkelanjutan akan memungkinkan setiap individu untuk hidup dengan kualitas mental yang lebih baik, sepanjang hidup mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun