Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik

Tertarik pada dunia buku, seni, dan budaya populer.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Tantangan Literasi Digital dalam Keluarga

5 Oktober 2024   13:06 Diperbarui: 6 Oktober 2024   07:32 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI anak sedang memainkan HP | Sumber gambar: iStockphoto/ ljubaphoto

Literasi adalah sikap mental yang mencakup tiga hal: rakus akan pengetahuan, keinginan untuk memahami secara menyeluruh dari berbagai sudut pandang, dan tetap kritis serta skeptis selama proses tersebut. Sikap ini tidak hanya terbatas pada buku atau internet, tetapi mencakup segala bentuk pengetahuan, baik itu fisika kuantum atau hal-hal sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam era digital ini, keluarga harus menjadi tempat di mana literasi ini tumbuh dan berkembang. Kita perlu mengajarkan anak bahwa pengetahuan bisa datang dari mana saja, tidak hanya dari buku pelajaran. Dengan begitu, kita membentuk mereka menjadi individu yang haus akan pengetahuan, tidak hanya mengandalkan satu sumber, dan selalu berpikir kritis.

Keluarga sebagai Basis Literasi Digital

Di masa depan, literasi digital akan menjadi lebih penting seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat. 

Keluarga harus menjadi benteng pertama yang membekali anak-anak dengan kemampuan untuk memahami, memilah, dan menggunakan informasi secara bijak. Tanpa keterlibatan aktif dari keluarga, anak-anak akan mudah tersesat dalam derasnya arus informasi yang tersedia di dunia digital.

Penting bagi kita sebagai orang tua untuk terus belajar dan mengikuti perkembangan teknologi, sehingga kita bisa memberikan panduan yang tepat kepada anak-anak kita. Literasi digital bukanlah keterampilan yang bisa dikuasai dalam semalam, tetapi proses panjang yang membutuhkan kerjasama antara orang tua dan anak. 

Dengan komunikasi yang terbuka, contoh yang baik, dan sikap kritis terhadap informasi, kita bisa menciptakan generasi yang literat secara digital, siap menghadapi tantangan masa depan.

Akhir kata, dalam dunia yang serba digital ini, keluarga tetap menjadi tempat pertama di mana anak belajar tentang kehidupan, termasuk bagaimana menghadapi teknologi. Literasi digital bukan hanya keterampilan teknis, tetapi juga sikap hidup yang harus ditanamkan sejak dini. Dan kita, sebagai orang tua, adalah kuncinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun