Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik

Tertarik pada dunia buku, seni, dan budaya populer.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Pendidikan Seks Bukan Tabu, Tapi Kebutuhan Mendesak

1 Oktober 2024   16:51 Diperbarui: 2 Oktober 2024   23:59 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: flickr.com

Ketika anak saya yang baru berusia 4 tahun bertanya, "Apa itu penis?", saya sempat terdiam. 

Haruskah saya menjawab dengan jujur, atau menghindarinya dengan jawaban yang lebih halus? 

Momen ini menyadarkan saya bahwa pendidikan seks sejak dini adalah hal krusial, bahkan sebelum anak terpapar informasi yang salah dari luar. 

Banyak orang tua di Indonesia ragu membahas topik ini karena khawatir anak akan "terlalu tahu" atau terjerumus pada perilaku yang tidak sesuai. Namun, penelitian menunjukkan bahwa semakin dini anak mengenal tubuh mereka, semakin baik mereka dapat melindungi diri dari kekerasan seksual.

Angka Kekerasan Seksual Terus Meningkat

Data dari Komnas Perlindungan Anak menunjukkan kasus kekerasan seksual terhadap anak meningkat pesat. 

Pada 2023, tercatat lebih dari 11.000 kasus kekerasan anak, sebagian besar berupa kekerasan seksual. 

Ini bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak. Pendidikan seks yang tepat bisa menjadi langkah pencegahan, bukan hanya soal "boleh" atau "tidak boleh", tapi juga pemahaman ilmiah tentang tubuh dan seksualitas.

Bahasa Biologi untuk Perlindungan Diri

Psikolog perkembangan anak, Dr. Yudi Pramono, menegaskan pentingnya anak-anak mengenal istilah ilmiah seperti "penis" dan "vagina" daripada menggunakan istilah yang membingungkan. 

Pengetahuan ini memberi mereka pemahaman yang lebih jelas tentang tubuh dan batasan yang harus dijaga. 

"Anak yang mengenal istilah medis cenderung lebih mampu melaporkan pelecehan dengan jelas," ujarnya.

Pengetahuan ini juga menumbuhkan rasa hormat terhadap diri sendiri dan membantu mereka merasa memiliki kontrol penuh atas tubuh mereka.

Bukan Lagi Waktu untuk Menunda

Studi oleh American Academy of Pediatrics menemukan bahwa anak-anak yang diberi pendidikan seksual komprehensif lebih kecil kemungkinannya untuk terlibat dalam hubungan seksual dini, serta lebih paham cara menjaga kesehatan reproduksi. 

Ini bukan tentang membuat anak terlalu dewasa, tetapi tentang mengenali tubuh dan hak mereka sejak dini. 

Pada usia 2 hingga 3 tahun, anak sudah mulai menyadari perbedaan fisik antara laki-laki dan perempuan. Ini waktu yang tepat untuk memperkenalkan istilah ilmiah tanpa menggunakan kata-kata pengganti yang memperumit pemahaman mereka.

Bahasa yang Jujur: Kunci Perlindungan Anak

Menggunakan istilah biologis untuk organ tubuh anak mungkin terdengar ekstrem bagi sebagian orang. 

Namun, penggunaan istilah pengganti seperti "burung" atau "bunga" justru menimbulkan rasa malu yang tidak perlu. 

Menurut ahli pendidikan seksual Dr. Deborah Roffman, "Anak yang tahu nama biologis alat kelamin mereka cenderung lebih mampu melaporkan pelecehan." Dengan pendidikan seks yang tepat, anak-anak dapat memahami bahwa tubuh mereka berharga dan harus dihormati.

Tantangan di Era Digital

Di era digital, di mana informasi mudah diakses, tantangan besar bagi orang tua adalah bagaimana mengontrol konten yang dilihat anak-anak. Tanpa bimbingan yang tepat, mereka bisa terpapar informasi yang salah. 

Sebuah penelitian dari Lembaga Demografi UI menemukan 67% anak-anak usia 10 hingga 14 tahun di Indonesia sudah terpapar konten seksual melalui internet. Orang tua perlu memberikan pendidikan seks yang benar sejak dini untuk membekali anak menghadapi risiko ini.

Tanggung Jawab Bersama

Pendidikan seks tidak hanya tanggung jawab orang tua, tetapi juga sekolah, masyarakat, dan pemerintah. 

Program edukasi yang lebih luas perlu digalakkan, terutama di komunitas-komunitas yang kurang terakses. Dengan memberikan pendidikan seks yang benar dan berkelanjutan, kita membekali anak-anak dengan pengetahuan dan keberanian untuk menjaga diri dari kekerasan seksual.

Pendidikan Seks: Bekal Melindungi Anak dari Kekerasan

Pendidikan seks bukan lagi topik yang bisa ditunda. 

Mengajarkan anak tentang tubuh mereka dengan jujur dan ilmiah adalah langkah awal melindungi mereka dari kekerasan seksual. Mari kita mulai dari rumah---karena di sanalah pelindung terbaik anak-anak kita berada.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun