Udara di Senayan saat itu terasa lebih lembap dari biasanya.
Matahari yang menyengat di atas Jakarta tak mampu memadamkan semangat para pemain Tim Nasional Indonesia U20. Mereka baru saja merayakan keberhasilan meraih tiket ke Piala Asia U20 2025 setelah keluar sebagai juara Grup F. Di pinggir lapangan, seorang pria berdiri dengan tangan bersilang di dada, mengamati pemain-pemain mudanya yang bercucuran keringat. Pria itu, Indra Sjafri, bukan sosok baru di dunia sepak bola Indonesia. Ia pelatih yang sarat pengalaman, orang yang memahami betul dinamika permainan di level tim nasional.
Namun, kemenangan di babak kualifikasi hanyalah permulaan. Turnamen sebenarnya menanti di China pada Februari 2025 mendatang. Indra menyadari, tugas utamanya baru dimulai. "Kami sudah memastikan tiket ke Piala Asia, tetapi perjalanan ini masih panjang," ujarnya dengan tenang namun tegas. Dalam rencana persiapan yang telah disusunnya, ada tiga langkah strategis yang akan dijalankan. Langkah-langkah ini bukan hanya sekadar rencana di atas kertas, tetapi cerminan dari keyakinannya bahwa kesuksesan datang melalui persiapan yang matang dan penuh perhitungan.
Langkah Pertama: Pemain Kembali ke Klub -- Strategi untuk Kestabilan
Indra Sjafri adalah sosok yang paham betul bahwa pemain muda, tak seperti yang sering dianggap, butuh lebih dari sekadar latihan intensif dalam skuad nasional. Mereka butuh ruang untuk terus berkembang, namun tidak dalam isolasi. Langkah pertama yang ia lakukan adalah memulangkan para pemain kembali ke klub masing-masing. Baginya, ini bukan sekadar pelepasan tanggung jawab sementara, tetapi justru langkah penting dalam membentuk ritme permainan yang berkesinambungan.
Dalam kembalinya para pemain ke klub, ada filosofi mendalam yang dibawa Indra. Di klub, para pemain ini akan terus berlatih dan bertanding secara reguler. Mereka kembali ke lingkungan di mana mereka ditempa secara fisik dan mental. Indra percaya, tanpa kompetisi reguler, pemain muda bisa kehilangan momentum. Ia pun mengungkapkan, "Saya ingin mereka tetap merasakan intensitas pertandingan. Ketika mereka kembali nanti, mereka sudah siap secara fisik dan mental."
Keputusan ini mencerminkan strategi yang lebih luas---mengintegrasikan pengalaman yang didapat di klub ke dalam kebutuhan tim nasional. Pemain muda seperti Arkhan Fikri dan Hugo Samir, yang telah menunjukkan bakat luar biasa, diharapkan dapat mengasah kemampuan mereka di klub sambil tetap terjaga dalam radar pelatih nasional. Dengan begitu, ketika waktunya tiba untuk kembali ke pelatnas, mereka bukanlah pemain yang stagnan, melainkan pemain yang terus berkembang dan siap menghadapi tantangan yang lebih berat.
Langkah Kedua: Penajaman Rencana Persiapan -- Menyusun Ulang Jalan Menuju Piala Asia
Langkah kedua yang disiapkan Indra adalah melakukan penajaman pada rencana persiapan atau yang ia sebut sebagai "road map". Baginya, ini bukan sekadar memperbaiki rencana yang sudah ada, tetapi menyusun ulang dengan visi yang lebih matang. Indra mengaku bahwa kualifikasi kemarin menjadi ajang evaluasi yang sangat penting. Meskipun Indonesia berhasil, ia tetap merasa ada banyak aspek yang perlu diperbaiki.
"Besok kami akan segera mengembalikan para pemain ke klub dan melakukan rapat untuk merevisi rencana kami menuju Piala Asia," ucapnya sambil mengangguk penuh keyakinan. Ini bukan kali pertama Indra menekankan pentingnya evaluasi. Bagi dirinya, setiap kemenangan adalah kesempatan untuk belajar, bukan untuk berpuas diri. Ia tahu bahwa jalan menuju Piala Asia masih panjang dan penuh dengan tantangan tak terduga.
Rencana yang akan diubah ini tak hanya soal taktik atau strategi teknis di lapangan. Ini adalah soal bagaimana membentuk mentalitas tim, mengasah kemampuan individu, dan menyiapkan strategi menghadapi tim-tim kuat dari Asia Timur, seperti Jepang dan Korea Selatan. Di atas kertas, Indonesia mungkin dianggap sebagai tim underdog, namun Indra paham bahwa dengan persiapan matang, tak ada yang mustahil di dunia sepak bola. "Kami tak bisa hanya mengandalkan semangat. Kami harus siap secara mental, fisik, dan taktik," ujarnya dengan bijak.
Selain itu, Indra juga berencana menambah frekuensi pemusatan latihan (training camp/TC) untuk mengasah keterampilan tim. "Tidak cukup hanya mengandalkan TC beberapa pekan sebelum turnamen. Persiapan jangka panjang sangat diperlukan," tambahnya. Salah satu rencana yang ia siapkan adalah mengadakan pemusatan latihan di beberapa tempat, termasuk di Ibu Kota Nusantara (IKN), tempat yang dianggapnya memiliki fasilitas modern dan infrastruktur yang menunjang perkembangan tim.
Langkah Ketiga: Penambahan Pemain Baru -- Menemukan Bakat yang Cocok
Langkah ketiga adalah langkah yang paling menarik perhatian publik: penambahan pemain baru ke dalam skuad. Indra tak segan-segan untuk mengeksplorasi pemain keturunan Indonesia yang bermain di luar negeri. Tiga pemain yang saat ini tengah dibahas adalah Tim Gypens, Dion Markx, dan Kaya Symons. Nama-nama ini mungkin belum terlalu dikenal di Indonesia, tetapi di Eropa mereka adalah pemain muda berbakat yang bisa menambah kekuatan tim Garuda Muda.
"Penambahan pemain bukan sekadar menambah jumlah, tapi mencari kualitas yang bisa melengkapi tim ini," jelas Indra. Setiap pemain memiliki keunikannya sendiri, dan menurut Indra, penting bagi tim untuk memiliki kedalaman skuad yang memadai, terutama di ajang sebesar Piala Asia.
Tak hanya soal pemain keturunan, Indra juga ingin memanggil kembali beberapa pemain yang absen di babak kualifikasi, salah satunya adalah Welber Jardim. Pemain ini dipandang sebagai sosok kunci yang bisa menambah kekuatan di lini depan. Kehadiran pemain-pemain ini, baik yang baru maupun yang kembali, akan menambah variasi dalam gaya bermain tim Indonesia.
Pemusatan Latihan di IKN: Harapan Baru di Ibu Kota Baru
Satu hal yang cukup mencuri perhatian dari rencana Indra adalah pemusatan latihan di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Oktober 2024. Keputusan ini bukanlah sekadar mencari tempat baru, melainkan simbol dari tekad baru. IKN, dengan fasilitas modern dan lapangan berstandar internasional, dianggap sebagai tempat ideal untuk melatih para pemain muda ini. "Ini kesempatan baik untuk mencoba fasilitas di IKN dan mempersiapkan tim secara maksimal sebelum ke Piala Asia," ungkap Indra.
Berlatih di tempat baru yang jauh dari hiruk pikuk Jakarta diharapkan memberikan suasana berbeda, yang bisa menyegarkan mental dan fisik para pemain. Di tempat yang tenang dan jauh dari tekanan media, pemain dapat fokus sepenuhnya pada latihan dan strategi. Pelatih manajer timnas, Ahmad Zaki Iskandar, menambahkan bahwa pemusatan latihan di IKN juga menjadi bagian dari program jangka panjang pemerintah dan PSSI untuk memanfaatkan fasilitas-fasilitas modern demi kemajuan sepak bola nasional.
Target Tinggi dan Kematangan Strategi
Tiga langkah strategis yang dipaparkan Indra Sjafri bukanlah langkah-langkah biasa. Ini adalah langkah yang dirancang dengan pemikiran mendalam dan penuh pertimbangan. Dari pemulangan pemain ke klub, revisi rencana persiapan, hingga penambahan pemain baru, semuanya dirancang untuk satu tujuan: membuat Timnas Indonesia U20 mampu bersaing dan meraih prestasi di Piala Asia 2025.
Meski jalan menuju sukses tak pernah mudah, ada keyakinan besar di balik setiap keputusan yang diambil Indra dan tim pelatihnya. Mereka tahu bahwa untuk bersaing di level tertinggi, diperlukan persiapan yang lebih dari sekadar fisik. Dibutuhkan mental baja, taktik yang matang, dan kesatuan tim yang kuat. Di sinilah kejelian Indra Sjafri diuji, dan di sinilah harapan bangsa Indonesia bergantung.
Ketika Februari 2025 tiba, dunia akan menyaksikan sejauh mana Garuda Muda terbang tinggi. Di balik setiap langkah mereka, ada seorang pelatih yang tahu persis bahwa kemenangan tidak hanya datang dari lapangan, tetapi juga dari persiapan yang matang, strategi yang tajam, dan semangat yang tak pernah padam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H