Alih-alih melarang atau membuat aturan yang ketat, seperti "kamu tidak boleh pacaran sampai usia 18 tahun," orang tua sebaiknya mengarahkan anak mereka untuk memahami apa itu hubungan yang sehat dan bagaimana menjaga batasan-batasan yang penting.
Diskusi tentang batasan fisik dan emosional sangat penting, terutama di era digital di mana interaksi romantis sering kali dimulai melalui media sosial atau pesan singkat.
Orang tua juga harus membantu anak mereka untuk mengerti bahwa hubungan yang baik harus didasarkan pada rasa saling menghargai, kepercayaan, dan kesenangan bersama---bukan tekanan sosial atau keinginan untuk mendapatkan pengakuan dari teman sebaya.
Pentingnya Memahami Diri Sendiri Sebelum Memulai Hubungan
Pada akhirnya, remaja yang berhasil dalam hubungan asmara adalah mereka yang sudah memiliki pemahaman yang baik tentang diri mereka sendiri.
Mereka tahu apa yang mereka inginkan dari hidup, mereka memiliki tujuan yang jelas, dan mereka tidak menggantungkan kebahagiaan mereka pada orang lain.
Seperti yang sering dikatakan oleh para ahli psikologi, cinta yang sejati hanya bisa datang ketika kita sudah menyelesaikan diri kita sendiri.
Jika kita masih mencari jati diri atau menggantungkan perasaan kita pada pasangan, maka hubungan itu akan penuh dengan masalah.
Sebelum anak-anak memulai perjalanan asmara mereka, sangat penting bagi mereka untuk terlebih dahulu memahami siapa diri mereka, apa tujuan mereka, dan bagaimana membangun hubungan yang sehat.
Cinta sejati bukanlah tentang drama atau ketergantungan, tetapi tentang saling mendukung dan tumbuh bersama.
Dengan pendekatan yang tepat, cinta bisa menjadi bagian yang indah dari hidup---tapi hanya jika kita sudah siap untuk itu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
