Deddy, meskipun memiliki jadwal yang padat sebagai figur publik, tetap meluangkan waktu untuk mendampingi dan mendidik Azka.
Bonding seperti ini tidak hanya melibatkan kegiatan sehari-hari, tetapi juga kehadiran dalam momen-momen penting seperti pencapaian akademis dan olahraga.
Membangun Bonding yang Sehat: Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Ada beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari hubungan Deddy dan Azka. Pertama, keterbukaan komunikasi adalah kunci. Deddy tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga emosional.
Ia menciptakan ruang di mana Azka merasa aman untuk berbagi perasaannya. Komunikasi terbuka ini penting dalam membangun kepercayaan, terutama bagi anak-anak yang sedang berada di usia remaja, di mana mereka sering kali merasa terisolasi dari orang tua.
Kedua, waktu berkualitas. Meskipun mungkin terlihat sederhana, waktu berkualitas yang dihabiskan bersama anak memiliki dampak luar biasa pada pengembangan hubungan ayah-anak.
Deddy sering kali terlihat menghabiskan waktu bersama Azka, baik dalam aktivitas fisik seperti olahraga, atau bahkan sekedar berbincang-bincang.Â
Menurut psikolog perkembangan, momen-momen ini memberikan anak perasaan diterima dan dihargai, sesuatu yang sangat penting dalam membangun rasa percaya diri .
Rekomendasi untuk Ayah di Indonesia
Untuk para ayah di Indonesia, membangun hubungan yang erat dengan anak tidak harus dimulai dari sesuatu yang besar atau mewah.
Bonding yang efektif bisa dimulai dari hal-hal sederhana, seperti mendengarkan anak tanpa menghakimi, melibatkan mereka dalam kegiatan sehari-hari, atau sekedar berbagi cerita tentang pengalaman hidup.
Bagi ayah yang sedang berjuang untuk terlibat lebih dalam kehidupan anak-anaknya, kisah Deddy dan Azka Corbuzier bisa menjadi inspirasi.
Menjadi ayah yang ideal bukanlah tentang selalu sempurna, tetapi tentang kehadiran, baik dalam suka maupun duka. Dan dalam dunia yang semakin kompleks ini, kehadiran ayah dapat menjadi fondasi yang kuat bagi anak-anak untuk tumbuh menjadi individu yang sehat dan tangguh secara emosional.