Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik

Tertarik pada dunia buku, seni, dan budaya populer.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Ayah Idaman: Mengungkap Rahasia Bonding Ayah-Anak ala Deddy dan Azka Corbuzier

20 September 2024   13:23 Diperbarui: 20 September 2024   14:05 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Deddy Corbuzier dan Azka (Instagram.com/mastercorbuzier/ Instagram.com/azkacorbuzier/)

Di tengah diskusi tentang peran ayah dalam keluarga modern, kisah Deddy Corbuzier dan anaknya, Azka Corbuzier, memberikan perspektif yang menarik.

Hubungan mereka menjadi contoh nyata dari pentingnya kehadiran dan keterlibatan ayah dalam kehidupan anak, meskipun berada dalam situasi perceraian.

Dalam berbagai wawancara, Azka sering mengungkapkan bagaimana meskipun perceraian orangtuanya terjadi saat ia masih kecil, ia memilih untuk tinggal bersama sang ayah, bukan hanya karena faktor rumah yang ia sukai, tetapi juga karena ia merasa nyaman dengan kehadiran Deddy dalam hidupnya

Fenomena seperti ini sering kali diabaikan dalam diskusi tentang pengasuhan anak di Indonesia. Terlebih lagi, peran ayah dalam pembangunan karakter dan psikologi anak kadang-kadang dianggap sekunder, sementara peran ibu lebih dikedepankan.

Namun, berbagai riset psikologi menunjukkan bahwa keterlibatan ayah dalam kehidupan anak memiliki dampak yang luar biasa pada perkembangan mental, emosional, dan bahkan akademik anak .

Mengapa Bonding Ayah-Anak Itu Penting?

Penelitian menunjukkan bahwa anak yang memiliki kedekatan emosional dengan ayahnya cenderung lebih baik dalam mengelola emosi, memiliki hubungan interpersonal yang sehat, dan lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan hidup.

Ini terlihat jelas dalam kehidupan Azka, yang meskipun melalui masa sulit akibat perceraian orang tuanya, tetap mampu menjaga keseimbangan emosional dan tumbuh dengan kepercayaan diri yang tinggi.

Azka bahkan pernah menyatakan bahwa meskipun perceraian orang tuanya berat, Deddy berhasil meyakinkan dia bahwa dirinya bukanlah penyebab dari perpisahan itu, sebuah komunikasi empatik yang sangat penting dalam menjaga kesehatan mental anak.

Salah satu rahasia dari hubungan Deddy dan Azka terletak pada konsistensi dan keterlibatan penuh sang ayah dalam kehidupan Azka.

Ini adalah prinsip dasar dari teori keterikatan (attachment theory) yang dikembangkan oleh John Bowlby, yang menekankan pentingnya kehadiran dan responsivitas orangtua dalam menciptakan ikatan yang kuat antara orangtua dan anak.

Deddy, meskipun memiliki jadwal yang padat sebagai figur publik, tetap meluangkan waktu untuk mendampingi dan mendidik Azka.

Bonding seperti ini tidak hanya melibatkan kegiatan sehari-hari, tetapi juga kehadiran dalam momen-momen penting seperti pencapaian akademis dan olahraga.

Membangun Bonding yang Sehat: Apa yang Bisa Kita Pelajari?

Ada beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari hubungan Deddy dan Azka. Pertama, keterbukaan komunikasi adalah kunci. Deddy tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga emosional.

Ia menciptakan ruang di mana Azka merasa aman untuk berbagi perasaannya. Komunikasi terbuka ini penting dalam membangun kepercayaan, terutama bagi anak-anak yang sedang berada di usia remaja, di mana mereka sering kali merasa terisolasi dari orang tua.

Kedua, waktu berkualitas. Meskipun mungkin terlihat sederhana, waktu berkualitas yang dihabiskan bersama anak memiliki dampak luar biasa pada pengembangan hubungan ayah-anak.

Deddy sering kali terlihat menghabiskan waktu bersama Azka, baik dalam aktivitas fisik seperti olahraga, atau bahkan sekedar berbincang-bincang. 

Menurut psikolog perkembangan, momen-momen ini memberikan anak perasaan diterima dan dihargai, sesuatu yang sangat penting dalam membangun rasa percaya diri .

Rekomendasi untuk Ayah di Indonesia

Untuk para ayah di Indonesia, membangun hubungan yang erat dengan anak tidak harus dimulai dari sesuatu yang besar atau mewah.

Bonding yang efektif bisa dimulai dari hal-hal sederhana, seperti mendengarkan anak tanpa menghakimi, melibatkan mereka dalam kegiatan sehari-hari, atau sekedar berbagi cerita tentang pengalaman hidup.

Bagi ayah yang sedang berjuang untuk terlibat lebih dalam kehidupan anak-anaknya, kisah Deddy dan Azka Corbuzier bisa menjadi inspirasi.

Menjadi ayah yang ideal bukanlah tentang selalu sempurna, tetapi tentang kehadiran, baik dalam suka maupun duka. Dan dalam dunia yang semakin kompleks ini, kehadiran ayah dapat menjadi fondasi yang kuat bagi anak-anak untuk tumbuh menjadi individu yang sehat dan tangguh secara emosional.

Kesimpulan

Kisah Deddy dan Azka memberikan kita pelajaran penting tentang kekuatan hubungan ayah-anak. Di tengah tekanan hidup modern yang seringkali memisahkan keluarga, keterlibatan ayah dalam pengasuhan dapat menjadi penopang utama perkembangan anak yang sehat.

Bagi ayah di seluruh Indonesia, ini adalah panggilan untuk terlibat lebih dalam, menciptakan hubungan yang tidak hanya mendukung anak secara fisik, tetapi juga emosional dan mental.

Dengan demikian, rahasia menjadi "ayah idaman" bukanlah tentang material atau status sosial, tetapi tentang kehadiran dan kualitas hubungan yang terjalin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun