Jika kita ingin anak-anak kita tumbuh menjadi individu yang penuh empati, bukankah kita harus terlebih dahulu menunjukkan empati itu dalam kehidupan sehari-hari?
Psikologi perkembangan menegaskan bahwa anak-anak meniru perilaku orang dewasa di sekitarnya. Maka, jika kita ingin mereka bersikap hormat, jujur, dan bertanggung jawab, kita sendiri harus menunjukkan sifat-sifat tersebut.Â
Anak-anak adalah cermin dari orangtua mereka, dan cermin itu tak pernah berbohong.
Mengakui Individualitas Anak
Setiap anak adalah unik. Meskipun terlahir dari rahim yang sama, pengalaman hidup dan cara pandang mereka bisa sangat berbeda. Di sinilah tantangan terbesar bagi orangtua: menerima bahwa anak mereka mungkin tidak selalu sejalan dengan harapan atau impian mereka.Â
Mengakui individualitas anak berarti memberi mereka ruang untuk menjadi diri mereka sendiri, mendukung minat dan bakat mereka, serta merayakan pencapaian mereka, sekecil apa pun itu.
Membangun Jembatan pada Jurang generasi
Jurang generasi memang ada, tapi bukan berarti tak bisa dijembatani. Memulai bonding dengan anak tidak perlu menunggu momen besar.Â
Sebuah percakapan sederhana, sebuah senyuman, atau bahkan sebuah pelukan bisa menjadi awal dari hubungan yang lebih dekat. Kahlil Gibran, dalam puisinya yang terkenal, mengingatkan kita bahwa anak-anak bukanlah milik kita. Mereka adalah individu yang berhak menjalani hidupnya sendiri.Â
Tugas kita sebagai orangtua adalah menjadi jembatan yang menghubungkan mereka dengan dunia, tanpa memaksakan pandangan kita, tetapi tetap dengan cinta dan empati yang tulus.
Memulai bonding tidak sesulit yang dibayangkan. Yang dibutuhkan hanyalah ketulusan untuk mendengarkan, kesabaran untuk memahami, dan keberanian untuk menerima bahwa, pada akhirnya, mereka akan berjalan di jalannya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H