Psikolog anak dari Psychology Today menyarankan bahwa kepercayaan bisa dibangun melalui konsistensi. Ketika orangtua menepati janji kecil sekalipun---seperti pulang tepat waktu atau mendengarkan keluhan anak tanpa menghakimi---anak akan merasa aman dan terhubung secara emosional.
Empati juga memegang peran kunci. Dalam sebuah dunia yang penuh tantangan, remaja sering kali merasa dirinya tak dipahami oleh generasi sebelumnya.Â
Menempatkan diri dalam posisi mereka---mendengarkan keluh kesah tanpa langsung memberikan solusi---adalah cara efektif untuk membangun koneksi yang lebih dalam. Anak-anak butuh merasa bahwa perasaan mereka diakui, dihargai, dan dipahami.
Cinta dan Batasan
Menarik garis batas bukan berarti mengurangi kasih sayang. Justru, batasan yang jelas dan penuh cinta memberikan rasa aman kepada anak.Â
Mereka butuh tahu bahwa ada aturan yang mesti diikuti, tapi aturan tersebut haruslah dibangun berdasarkan dialog, bukan pemaksaan.Â
Misalnya, bukannya sekadar melarang anak bermain gawai, alangkah baiknya jika kita mengajaknya berdiskusi tentang manfaat dan bahaya dari penggunaan teknologi. Hal ini membuat mereka merasa dilibatkan dalam keputusan yang memengaruhi hidup mereka.
Kualitas Waktu, Bukan Sekadar Kuantitas
Di tengah hiruk pikuk pekerjaan dan tanggung jawab sehari-hari, orangtua seringkali terjebak dalam rutinitas yang mengabaikan kebutuhan emosional anak.Â
Ironisnya, ketika orangtua merasa telah memberikan yang terbaik secara materi, anak justru merasa diabaikan secara emosional. Menghabiskan waktu bersama tanpa distraksi seperti ponsel atau pekerjaan bisa menciptakan momen berharga yang mempererat hubungan.Â
Riset dari Raising Children Network menunjukkan bahwa momen kebersamaan, sekecil apa pun, dapat memperdalam koneksi emosional.
Bukan kuantitas waktu yang dihabiskan bersama yang penting, tapi kualitas interaksi yang tercipta. Apakah kita benar-benar hadir saat bersama anak? Ataukah kita hanya ada secara fisik tapi pikiran kita melayang ke urusan lain?
Menjadi Contoh, Bukan Sekadar Guru
Anak-anak belajar bukan hanya dari apa yang kita katakan, tapi dari apa yang kita lakukan. Orangtua seringkali mengharapkan anak-anaknya memiliki nilai-nilai tertentu, tetapi tidak selalu memberikan contoh yang sesuai.Â