Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - eklegein

Meminati Filsafat//Sejarah//Ilmu Pendidikan --- Film, Bola, dan AS Roma. Menyukai diskusi mencerahkan yang memperluas wawasan. Menyukai diskusi dan introspeksi yang membuka wawasan baru tentang kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Generasi "Me" atau "We"? Empati di Era Individualisme

18 September 2024   11:29 Diperbarui: 18 September 2024   15:02 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: tiredmomsupermom.com

Menurut riset psikologis, empati memiliki dua komponen: empati emosional dan empati kognitif. Empati emosional memungkinkan kita merasakan apa yang dirasakan orang lain, sementara empati kognitif memungkinkan kita memahami perspektif mereka. 

Tetapi, mengapa sebagian orang tampaknya begitu kekurangan kedua aspek ini?

Salah satu alasannya bisa terletak pada budaya yang semakin mendewakan individualisme. Dalam masyarakat di mana pencapaian diri diprioritaskan, pelajaran tentang menempatkan diri di posisi orang lain sering kali tersingkir. 

Kita mungkin lebih fokus pada tujuan pribadi, lalu melupakan dampak emosional dari tindakan kita pada orang di sekitar. Hal ini menciptakan celah yang sulit dijembatani dalam hubungan interpersonal.

Namun, kekurangan empati bukanlah karakter yang tak bisa diubah. Menurut ahli, ada beberapa cara untuk meningkatkan kepekaan emosional, salah satunya adalah dengan berlatih mendengarkan lebih baik dan menempatkan diri pada posisi orang lain.

Mengatasi Teman yang Kurang Empati

Menghadapi orang yang tidak peka memang bisa menjadi tantangan. Salah satu cara efektif adalah menjaga ekspektasi yang realistis. 

Anda tidak bisa mengubah orang lain secara langsung, tetapi Anda bisa mengelola cara Anda bereaksi terhadap mereka. Komunikasi yang jujur dan langsung, meskipun sering kali tidak nyaman, bisa membantu. 

Misalnya, jika seorang teman terus-menerus mengabaikan perasaan Anda, mungkin ini saat yang tepat untuk memberi tahu mereka dampak dari tindakan mereka.

Studi mengungkapkan bahwa menggunakan pernyataan "aku" (misalnya, "Saya merasa diabaikan") cenderung lebih efektif dalam menyampaikan perasaan seseorang tanpa membuat lawan bicara merasa diserang. Hal ini dapat membuka peluang untuk dialog yang lebih konstruktif. 

Dunia di Era "Me"

Generasi kontemporer sering kali dikategorikan sebagai "Generasi Me", yang ditandai dengan penekanan yang kuat pada individualisme. 

Meskipun fokus pada pengembangan diri memiliki manfaatnya, namun perlu diingat bahwa keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kolektif sangat krusial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun