Namun, kepemimpinan Merkel juga menyoroti kesulitan perempuan dalam mencapai dan mempertahankan kekuasaan dalam struktur politik yang didominasi laki-laki.
Di Inggris, Theresa May berperan sebagai Perdana Menteri, tetapi masa jabatannya juga menunjukkan bagaimana perempuan di posisi puncak sering kali harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan pengakuan dan dukungan yang sama dengan rekan laki-laki mereka.
Di AS, Nancy Pelosi sebagai Ketua DPR menunjukkan bahwa perempuan bisa memiliki pengaruh signifikan dalam legislatif, tetapi dia juga harus menghadapi tantangan berat untuk mempertahankan posisinya dan menghadapi kritik yang sering kali berkisar pada isu gender.
Jacinda Ardern dari Selandia Baru membuktikan bahwa kepemimpinan perempuan bisa memberikan dampak positif yang besar.
Namun, dia juga menghadapi tantangan berat dalam menangani krisis dan ekspektasi yang tinggi dari publik.
Keterwakilan Perempuan di Indonesia
Di tingkat lokal, kita melihat figur seperti Tri Rismaharini, Megawati Soekarnoputri, dan Puan Maharani.Â
Tri Rismaharini sebagai Wali Kota Surabaya telah menunjukkan kepemimpinan yang inovatif dan berorientasi pada hasil. Namun, tantangan yang dihadapinya sering kali mencerminkan realitas politik Indonesia yang masih sering didominasi oleh laki-laki.
Megawati Soekarnoputri, mantan Presiden Indonesia dan Ketua Umum PDI-P, menunjukkan kekuatan dan pengaruh perempuan dalam politik Indonesia.Â
Namun, perjalanan politiknya juga menunjukkan bagaimana perempuan di posisi puncak harus menghadapi tantangan struktural dan politik yang signifikan.
Puan Maharani, sebagai Ketua DPR RI, menghadapi tantangan untuk membuktikan bahwa keterwakilan perempuan dalam politik tidak hanya simbolik tetapi juga substansial.
Di tingkat yang lebih lokal lagi, Airin Rachmi Diany, mantan Wali Kota Tangerang Selatan, menghadapi tantangan untuk memastikan bahwa kepemimpinan perempuan bisa membawa perubahan nyata dalam kebijakan publik dan kesejahteraan masyarakat.