Untuk mengatasi masalah ini, kita harus kembali pada hakikat pendidikan yang sebenarnya. Pendidikan tidak hanya tentang mengajarkan pengetahuan akademis, tetapi juga tentang mengembangkan potensi manusia secara keseluruhan. Setiap anak memiliki keunikan dan potensi yang berbeda, dan tugas kita sebagai pendidik dan orang tua adalah untuk menemukan dan mengasah potensi tersebut.
Ketika anak-anak tidak berhasil dalam ujian matematika atau fisika, bukan berarti mereka gagal sebagai individu. Kita harus menggali lebih dalam untuk memahami kekuatan alami mereka, mendidik mereka sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Hanya dengan cara ini, kita bisa membantu mereka menjadi individu yang mandiri dan berguna bagi diri mereka sendiri, masyarakat, dan lingkungan mereka.
Kesabaran dan Penantian
Pendidikan bukanlah proses instan yang bisa dilihat hasilnya dalam waktu singkat. Butuh kesabaran dan waktu untuk melihat hasil nyata dari proses mendidik. Baik orang tua maupun guru harus menyadari bahwa mereka bukan hanya pengajar, tetapi juga pelayan yang dengan sabar menunggu hasil dari apa yang mereka tanamkan dalam diri anak-anak. Proses ini tidak bisa dipaksakan atau dipercepat dengan nilai ujian atau peringkat.
Dalam jangka panjang, hasil dari pendidikan yang sabar dan penuh pengertian akan terlihat. Anak-anak akan tumbuh menjadi individu yang mampu mencapai cita-cita mereka, bukan karena mereka mengikuti sistem yang ada, tetapi karena mereka menemukan diri mereka sendiri melalui proses pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi mereka.
Kesimpulan
Kerusakan mental yang dialami oleh banyak anak hari ini adalah akibat dari sistem pendidikan yang tidak lagi berfokus pada pengembangan potensi individual. Sistem ini lebih mementingkan pencapaian akademis yang semu, mengabaikan keunikan dan kreativitas anak. Untuk mengatasi masalah ini, kita perlu kembali pada esensi pendidikan yang sebenarnya: menggali, mendidik, dan mengembangkan potensi anak-anak kita. Hanya dengan cara ini, kita dapat membentuk generasi yang mandiri, kreatif, dan mampu berkontribusi secara positif bagi masyarakat. Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang membutuhkan kesabaran dan pemahaman, bukan sekadar angka di atas kertas.