Menyeberang sungai Pemali menggunakan perahu, sebenarnya memang bukan hal luar biasa bagi masyarakat Desa Sidamulya Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Apalagi hal tersebut sudah menjadi rutinitas sehari-hari masyarakat setempat.
Namun bagi anda yang belum pernah mencoba, pastinya menjadi cerita tersendiri dan menjadi pengalaman yang luar biasa bagi anda tentunya, apalagi bagi orang yang punya phobia naik perahu, jarak penyeberangannya kurang lebih 50 meter saat air sungai sedang atau surut, dan jaraknya bisa menjadi 75 meter saat air sungai pasang.
Jalur penyeberangan melalui sungai pemali ini sudah ada sejak dulu, menurut Juwari (50), tokoh masyarakat Desa Sidamulya, penyeberangan menggunakan perahu sudah ada sejak dirinya belum lahir, dan sebagai jalur utama pada saat itu.
"Penyeberangan ini menjadi rute yang digunakan oleh anak-anak sekolah, PNS dan masyarakat, khususnya yang dekat dengan sungai, karena jaman itu jalan utama masih tanah, jadi kalo musim penghujan sangat becek, dan lebih cepat melalui penyeberangan perahu," tuturnya.
Akhirnya pada tahun 1995, ada masyarakat yang membeli perahu secara patungan, untuk dijadikan alat penyeberangan, tetapi bagi masyarakat yang ingin menyeberang menggunakan perahu dikenai jasa penyeberangan, minimal per orang membayar Rp. 2.000.
Namun, ketika musim lebaran tiba omzet mereka bisa naik beratus kali lipat, hingga mencapai Rp. 750.000 perhari, karena saat lebaran banyak orang yang hilir mudik menggunakan jasa penyeberangannya.
" Iya Alhamdulillah, kalo musim lebaran dari pagi hingga sore ramai terus, karena banyak masyarakat yang mau silaturahmi ke saudaranya yang berada di Brebes atau ke Wanasari, jadi omzet kami meningkat lebih banyak daripada hari-hari biasa, dan pendapatan tersebut kami bagi berdua, karena perahu ini dibeli oleh kami berdua," ungkap Nono.