Mohon tunggu...
Adia Puja
Adia Puja Mohon Tunggu... Penulis - Konsultan Kriminal

Penikmat teh juga susu. http://daiwisampad.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cara "Kids Zaman Now" Menyikapi Kematian

21 Desember 2017   23:00 Diperbarui: 22 Desember 2017   00:38 1303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semoga tidak terlalu terlambat jika saya membahas meninggalnya Jonghyun sekarang. Siapa Jonghyun? Saya sendiri tidak tahu ada seseorang dengan nama itu sampai kabar kematiannya ramai dibicarakan belakangan.

Sedikit saya beritahu mengenai Jonghyun. Tapi, sebelumnya saya tekankan, saya bukan salah satu pemuja kebudayaan Korea Selatan, terkhusus K-Pop dan pentolan-pentolannya. Bukan. Adapun info singkat yang akan saya berikan, adalah hasil mencomot dari Wikipedia. Sungguh.

Kim Jong-hyun atau Jonghyun merupakan penyanyi, penari, sekaligus penulis lagu asal Korea Selatan. Ia merupakan personel sekaligus penyanyi utama dalam grup idola pria (boys band) Shinee.

Namanya yang sudah terkenal di kalangan pemuja Korea Selatan, semakin tenar setelah kematiannya yang mengejutkan pada 18 Desember 2017 silam. Jonghyun ditemukan tewas di apartemennya, di Seoul. Dugaan terkuat, ia meninggal akibat bunuh diri setelah menghirup asap beracun dari briket baturbara.

Meninggalnya Jonghyun jelas membuat banyak orang kaget. Terlebih pemujanya. Memupuskan harapan ribuan kaum hawa yang berkhayal oppa ganteng ini kelak bisa menjadi kekasihnya. Atau suaminya.

Bukan hal yang aneh, jika kini, sebuah isu selalu diramaikan oleh penghuni jagat maya. Oleh Netizen yang budiman. Termasuk terhadap kasus kematian Jonghyun ini. Berbagai ucapan belasungkawa diluncurkan menggunakan jempol-jempol manis pemujanya ataupun yang bukan. Status-status dan cuitan, juga unggahan foto atau video Jonghyun sempat menjadi trending topic belakangan ini.

Tetapi semua yang beredar tentang Jonghyun tidak hanya ungkapan kesedihan. Tidak sedikit pula Netizen nan cerdas yang menghujat kematiannya. Melontarkan cemoohan. Bahkan dijadikan bahan candaan. Seolah yang dibicarakannya adalah kematian seekor lalat. Ini menyedihkan.

Bagaimana bisa? Ketika ada seorang manusia meninggal, manusia hidup lainnya yang katanya berakal justru melontarkan kebodohan.

Saya banyak menemui cemoohan, sindirian, dan candaan mengenai kematian Jonghyun. Misalkan mereka yang menyindir pemuja Korea Selatan untuk tidak berlebihan menyikapi kematian Jonghyun.

Saya juga menemukan meme komik yang berisikan kalimat candaan terhadap kematian Jonghyun, yang hingga kini saya tidak paham di mana letak lucunya.

Adapula mereka yang tidak rela, karena Jonghyun yang meninggal di usia 27 seolah sengaja ingin mengikuti jejak Kurt Cobain, Jim Morrison, atau Jimi Hendrix. Katanya, seorang anggota boys band tidak cocok jika bergabung dengan 27 Club Member.

Cemoohan dan candaan tentang kematian Jonghyun tidak hanya saya temui di dunia maya. Beberapa orang yang saya temui pun banyak melontarkan hal yang sama.

Tidak sedikit pula yang mencemooh cara Jonghyun meninggal, dengan cara bunuh diri. Ya, memang, bunuh diri adalah cara mati paling konyol. Namun tetap saja, dia telah meninggal. Seorang manusia yang meninggal. Sebuah nyawa telah hilang.

Sudah demikian anjlokkah kemanusiaan? Hingga kematian menjadi sasaran mulut-mulut yang sekolahnya hanya sampai gerbang saja. Apa karena dia seorang anggota boys band? Saya juga tidak menyukai boys band atau sesuatu yang berhubungan dengan Korea Selatan. Norak. Tapi tetap saja, bukan berarti kematian seseorang boleh dijadikan bulan-bulanan.

Jujur. Saya betul-betul tidak mengenal Jonghyun sampai pertengahan Desember lalu. Meski tidak gembar-gembor, tapi saya turut berduka untuknya. Juga untuk para penggemarnya, yang dinilai lebay oleh Netizen.

Mungkin jika saya sudah hidup pada tahun 1980, saya juga akan lebay ketika menyikapi kematian John Lennon.

Hanya ada dua cara menyikapi kematian seseorang: berduka, atau diam saja.

Ini bukan sekadar tentang Jonghyun. Ini tentang kemanusiaan. Mungkin hal tersebut terlihat remeh atau berlebihan. Namun, percayalah, dari hal remeh tersebut justru dapat menunjukkan kadar kemanusiaan yang dimiliki oleh pribadi seseorang. Menujukkan kadar intelektualitas seseorang.

Mungkin benar kata kebanyakan orang. Nilai kemanusiaan telah menjadi barang langka di tengah masyarakat kekinian. Bahkan untuk menyikapi kematian seseorang saja, mereka lupa caranya.

Tidak ada kematian yang layak dicemooh. Tidak seharusnya bersenang atas kematian orang lain.

Terkecuali. Jika Anda seorang Sherlock Holmes.

Adia PP

Jakarta, 21 Desember 2017

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun