Pertama, pemilih kita semakin bertambah
Semakin tahun, jumlah mereka yang mencapai usia 17 tahun dan boleh mencoblos pasti bertambah. Dari tahun 2020 ke 2024 pasti ada penambahan calon pemilih.Â
Mereka ini sudah tentu kebanyakan dari kalangan milenial dan generasi Z. Mereka punya karakteristik sangat melek dengan teknologi dan akrab dengan media sosial.
Dengan penambahan jumlah calon pemilih ini, jangkauan KPU juga mesti semakin jauh. Jika merujuk pada tugas KPU dibantu PPK atau PPS dalam konteks sosialisasi pemilih, agaknya lumayan berat juga. Apalagi di kantor entitas pemilu itu kebanyakan masih berkutat dengan urusan data pemilih, urusan pencalegan, dan lainnya.Â
Sementara itu, jumlah jangkauan untuk diberikan informasi soal kepemiluan semakin banyak. Inilah pentingnya adanya relawan demokrasi yang membantu menjangkau simpul-simpul komunitas. Dengan begitu, ada kans informasi soal kepemiluan bisa disampaikan mereka kepada rekan yang lain.
Dikutip dari kpu.go.id, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan daftar pemilih sementara (DPS) Pemilu 2024 sebanyak 205.853.518 pemilih.Â
Kedua, media sosial masih jadi rujukan
Kebanyakan orang sekarang cari apa-apa di media sosial. Termasuk juga kapan pemilu diadakan, partai mana saja yang akan ikut serta, siapa calon presiden, siapa partai pengusungnya, bagaimana tata cara pemilih di TPS, bagaimana jika hendak mencoblos di luar zona KTP, dan lainnya.
Informasi semacam ini semakin dibutuhkan dan diperbanyak. Dengan demikian, konten yang menjelaskan ini mesti diperbanyak dan diyakini mampu menjangkau semakin banyak warganet.
Karena itulah, relawan demokrasi bisa diikutsertakan untuk membantu kampanye besar soal ajakan memilih pada pemilu serentak 2024 nanti.Â
Asal tahu saja, pemilu akan diadakan hari Rabu, 14 Februari 2024, pas dengan Hari Kasih Sayang alias Valentine's Day. Ada lima lembar surat suara yang akan dicoblos pada tanggal 14 Februari 2024 itu.Â