Lebaran tinggal beberapa jenak lagi. Pakaian baru menjadi tema menarik untuk dibicarakan. Banyak yang abai dengan ini. Maksudnya, mengenakan pakaian baru kala Lebaran bukan menjadi prioritas.
Namun, ada juga sebagian yang memang nawaitu beli baju baru untuk dipakai saat Lebaran. Usut punya usut, ada teman yang memang mesti Lebaran beli baju. Sebab, hanya di momentum Lebaran itulah ia kepikiran beli baju baru.
Mungkin di antara pembaca ada juga yang demikian. Intinya, baju baru menjadi bahan obrolan menarik.Â
Ini bisa kita sigi jika bertemu teman atau tetangga di rumah atau di masjid. Salah satu pertanyaan retoris adalah apakah sudah beli baju baru.Â
Tentu konteksnya bersenda gurau saja. Namun, rasanya wajar bicara baju baru untuk Idul Fitri.
Kini tren baju lebaran bisa kita simak dari beragam sarana. Tentu yang paling berpengaruh adalah dari media sosial. Kita bisa melihat banyak varian baju baru dari sebaran informasi di media sosial.
Kita bisa melihat pemengaruh atau artis mengenakan pakaian baru khas pakaian muslim. Tentu tujuannya promosi agar produknya laku terjual.Â
Apalagi momentum jelang Lebaran. Sayang jika tidak dimanfaatkan bagi mereka yang punya garizah berniaga yang tinggi.
Kini sama sekali tak sulit untuk menemukan inspirasi baju lebaran yang kita inginkan. Tinggal buka media sosial. Tak usah dicari secara khusus lewat tanda pagar (tagar) pun, pasti galeri soal itu masuk ke laman kita.
Kita bersyukur sekarang banyak pilihan untuk baju lebaran. Dulu tidak seatraktif sekarang.Â
Dulu baju baru mesti kita cari di pasar atau swalayan. Kalau sudah mendekati lebaran, yang beli sangat banyak. Tak nyaman pilih-pilih baju baru dengan suasana toko penuh sesak.
Sekarang tentu tidak lagi. Buka saja gawai. Lalu berseliweranlah model pakaian terbaru untuk lebaran.Â
Kebanyakan tentu saja pakaian islami. Ada yang serupa koko ada pula dengan konsep bati. Mau lengan panjang atau pendek, tinggal pilih saja.
Biasanya memang ada yang kemudian menjadi tren dan diikuti banyak orang. Corak yang simpel dengan warna-warna kalem kebanyakan jadi pilihan.Â
Kini kita tinggal menunggu adalah artis atau influencer di media sosial yang bisa menguatkan eksistensinya. Sehingga kita akan tertarik untuk membeli pakaian baru yang dipromosikan itu.
Namun tentu saja, esensi pakaian adalah menutup tubuh kita. Mau pakai apa saja asal pantas dan layak, tentu dipersilakan.
Lebaran memang hari kebahagiaan. Rasanya wajar, khususnya anak-anak gembira dibelikan pakaian baru.Â
Sebulan penuh mereka puasa, rasanya pas dan sangat manusiawi kala orangtua menghadiahi anak-anak dengan pakaian baru.
Tentu disesuaikan dengan bujet. Jangan sampai malah jadi korban tren di media sosial. Lalu membeli baju dengan harga yang mahal tapi membuat lapisan dompet menipis, hehehe.
Yang lebih variatif sebetulnya kaum Hawa untuk pakaian Lebaran. Pernak-pernik yang beragam membuat pilihan untuk pakaian perempuan ini jauh lebih ribet. Belum lagi soal warna.
Namun yang jelas, pakaian untuk perempuan tentu lebih punya aturan kelonggaran ketimbang yang laki-laki. Pakaian perempuan hendaknya terhulur ke seluruh tubuh.Â
Jilbab juga dikenakan dengan baik dan pas. Ikuti mode boleh saja. Namun, tetap dalam kerangka yang dititahkan agama kita.
Ada pula satu keluarga yang jauh-jauh hari memilih menjahit pakaian di tailor. Dengan warna seragam, pas hari raya kelihatan betul kompaknya. Ini juga bisa dilakukan supaya tampil sedikit berbeda dan enak dipandang mata.
Bagaimana dengan banu baru Lebaran teman-teman? Sudahkah membeli di mal? Atau sudah pesan jauh-jauh dari lewat lokapasar?Â
Saya tidak beli baju baru tahun ini. Kaus pemberian yang keren-keren termasuk kaus dari Kompas lantaran jadi responden tetap jajak pendapat mereka, masih ada dan layak. Â
Saya mau pakai itu saja di hari raya. Terasa pas di badan yang kayaknya sedikit mengempis di beberapa bagian.Â
Entah nanti jika rendang, opor, lapis legit, nastar, dan kawan-kawannya masuk ke dalam percernaan. Selamat berpuasa. Selamat menanti Idul Fitri. [Adian Saputra]
Foto pinjam dari sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H