Justru kakak-kakak senior bilang, kalau sedang di alam justru mesti dekat dengan Yang Maha Pencipta. Maka, sesi makan siang dan salat zuhur pun dijalani dengan baik dan seadanya di lokasi.Â
Kebanyakan memang tidak bawa sajadah. Terpaksa koran dipakai. Ada juga yang izin kepada yang punya kebun untuk mengambil daun pisang sebagai tempat sujud.
Usai itu, kami diberikan materi soal organisasi dan esensi menjadi pencinta alam. Saya mendengarnya dengan saksama.Â
Kami diperbolehkan mencatat isi materi yang disampaikan kakak kelas itu. Ada yang merekamnya dengan bermodalkan ingatan. Saya juga mencatat, kisi-kisi saja secara garis besar.
Belakangan saya berpikir, betapa urgen peran kelompok-kelompok pencinta alam ini untuk kelestarian alam Indonesia. Termasuk juga untuk mempromosikan alam Indonesia ke mancanegara.Â
Terlebih pemerintah sedang menggencarkan kedatangan wisatawan ke dalam negeri pascapandemi. Maka itu, semua destinasi di Indonesia dielaborasi dengan baik.
Saya menilai peran kelompok pencinta alam ini menjadi penting. Sebab, umumnya, mereka yang tergabung dalam kelompok pencinta alam ada pendidikan khususnya.Â
Dalam arti, punya pemaknaan tersendiri ketika bersentuhan dengan alam. Mereka adalah orang yang punya hobi berpetualang tapi diberikan dasar-dasar yang benar dalam memperlakukan alam. Bukan orang yang hanya suka jalan tapi tidak memiliki dasar kepencinta-alaman.
Saya mereken beberapa poin penting mengapa kelompok pencinta alam ini punya peran penting dalam merawat hutan, lingkungan, dan termasuk juga destinasi wisata Indonesia.
Pertama, kader pelestari alam
Pegiat pencinta alam adalah kader yang diharapkan mempunyai jiwa yang kuat untuk melestarikan alam. Ia tidak hanya berpetualang untuk kepuasan batin saja.Â