Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Agar Mudik Tetap Punya Nilai Ibadah

15 April 2023   14:36 Diperbarui: 15 April 2023   14:37 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mudik adalah tradisi khas orang di Indonesia. Tahun ini diperkirakan seratusan juga orang akan pulang ke kampung halamannya. Mudik adalah pergerakan massa dari pusat-pusat perekonomian ke sentra permukiman penduduk yang kebanyakan di desa dan kelurahan.

Mudik memang membutuhkan biaya yang banyak. Tak hanya ongkos selama di jalan. 

Ada buah tangan yang mesti diberikan kepada orangtua dan kerabat di rumah. Saking kadang banyaknya kebutuhan ini, ada yang bergumam, duit tabungan setahun ludes dalam sehari di kampung halaman.

Untuk menjadikan mudik tetap bernilai ibadah, bukan sekadar pulang kampung an sich, ada beberapa hal yang bisa dilakukan.

Kesatu, niatkan mudik untuk silaturahmi

Mudik itu merajut kembali silaturahmi. Mudik adalah momentum anak sungkem kepada orangtua. Mudik adalah ikhtiar kita merawat hubungan kekerabatan dengan saudara di kampung halaman. Jika sudah demikian, kita meniatkan mudik itu ibadah.

Mudik bukan ajang pamer di kampung halaman bahwa kita sudah sukses secara duniawi. Mudik bukan sarana adu kekayaan di depan orangtua dan sanak saudara di kampung. Mudik juga bukan ajang tebar duit lebaran kepada sanak famili.

Diniatkan saja mudik ini ibadah kepada Allah swt. Dimensinya mesti dikembalikan kepada segmen ibadah kita kepada Allah swt. Jika sudah demikian, berapa pun uang yang kita keluarkan, itu adalah konsekuensi dari ibadah kepada Allah swt.

Kedua, cari gratisan

Ada banyak lembaga yang mengadakan mudik gratis. Banyak perusahaan yang mengadakan hajat demikian. 

Dari tahun ke tahun ada saja lembaga yang mengupayakan mengangkut banyak orang dari kota ke desa untuk mudik. Manfaatkan kesempatan itu. Carilah banyak informasi soal itu.

Mudik gratis ini bisa menekan ongkos kita ke kampung halaman. Duit yang tadinya dialokasikan ke situ bisa kita distribusikan untuk keperluan lain. Yang jelas, upayakan benar mengamankan nama kita sehingga masuk dalam slot mudik gratis.

Ketiga, jaga fisik tetap fit

Fisik mesti dijaga kalau mau mudik. Apalagi kita ikut dalam rombongan besar. 

Ada satu saja yang sakit pasti berpengaruh kepada yang lain. Oleh karena itu, pastikan selama Ramadan menjaga kesehatan diri secara maksimal.

Makan dan minum yang cukup serta istirahat yang optimal. Jangan memforsir pekerjaan untuk mendapatkan tambahan penghasilan. Namun, di sisi lain, kita mengorbankan fisik. 

Apalagi cuaca sekarang berbeda dengan tahun lalu. Panas mataharinya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika kita tak awas dan saksama menjaga kesehatan, kita bisa sakit.

Keempat, bawa barang secukupnya

Panitia mudik bareng gratis pasti sudah kasih beberapa informasi. Misalnya soal berapa besar kapasitas barang yang mau kita bawa. 

Namanya saja mudik gratis dan bareng yang lain, kita mesti tahu diri dan tahu menempatkan diri. Jangan membawa banyak barang yang memakan tempat di bagasi. 

Bawalah seperlunya saja. Oleh-oleh untuk orangtua jauh-jauh hari mestinya sudah dikirim lewat paket saja. 

Termasuk juga makanan atau kue lebaran. Uang untuk memberi keponakan dan kerabat lain secukupnya saja. 

Membawa uang tunai dalam situasi mudik bareng juga riskan. Khawatir selama di perjalanan kita waswas dengan duit yang kita bawa.

Kelima, banyak zikir selama di perjalanan

Ketimbang membuka ponsel dan mengecek media sosial melulu selama di perjalanan, lebih baik diisi dengan zikir atau baca Alquran. Jangan jadikan perjalanan mudik malah tidak meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah. 

Mudik ini kan lazimnya 10 hari akhir Ramadan. Padahal 10 hari akhir Ramadan itu limpahan pahala luar biasa dari Allah swt. 

Ada pula malam Lailatulkadar. Bagaimana jadinya bila kita dalam perjalanan mudik beberapa hari di jalan.

Maka itulah, untuk tetap mendapatkan esensi ibadah, selama di bus, lebih baik dipakai untuk zikir dan membaca Alquran. Mungkin yang paz zikir karena bisa dilakukan dengan lisan. 

Suaranya pun tak mesti kuat-kuat sampai terdengar orang. Salat lima waktu dikerjakan dengan tertib meski di atas kendaraan. 

Biasanya bus hanya berhenti sesekali saja untuk mengejar waktu tiba di tujuan. Supaya salat terjaga, setiap kali masuk waktunya, segeralah tunaikan ibadah itu.

Dengan begitu, mudik kita ini tetap bisa mendatangkan kebaikan dan membuka pintu rahmat Allah swt. Sudahlah kita terbantu dengan gratis pada ongkos, kita juga masih bisa menjalankan ibadah selama di perjalanan. 

Selamat mudik bagi yang melakoninya. Selamat berpuasa. [Adian Saputra]

Foto pinjam dari sini

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun