Kesatu, waktu yang pas
Waktu yang pas tiap orang pasti berbeda. Maka itu, silakan mencari momentum yang pas untuk membuka laptop dan mulai menulis. Ada mungkin yang usai subuh mendapat ide menulis.
Ada juga yang pagi hari. Ada juga mungkin selepas asar sambil menunggu buka puasa. Juga bisa di waktu lain. Misalnya malam setelah usai tarawih dan tadarusan.
Kedua, membaca buku
Membaca buku bisa memberikan kita perspektif untuk menulis. Dengan membaca buku kita mendapat asupan nutrisi baru. Dengan membaca, kita bisa mengukur tingkat penerimaan otak kita terhadap narasi yang kita nikmati. Dari situ kita bisa semakin tajam dalam menghasilkan gagasan dalam bentuk tulisan.
Ketiga, melempar gagasan awal
Ada baiknya jika kita memiliki komunitas kecil yang mendukung dalam hobi menulis ini. Dari situ kita bisa melempar ide gagasan untuk kemudian ditanggapi.Â
Dari gagasan itu kita mendapat pencerahan. Apakah ada penambahan ide lain atau penajaman lain sehingga tulisan kita itu benar-benar bagus dan dibutuhkan.
Membiasakan melempar gagasan dalam ruang kecil tapi kritis itu bisa semakin membuat gagasan kita bernas. Dari situ, ada awalan untuk mengelaborasi ide sampai pada noktah yang lain.Â
Itu barangkali yang sejak awal belum ada dalam benak kita. Dengan adanya respons ini, topik tulisan kita bisa makin terang benderang.
Keempat, mengeksekusi gagasan