Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

PMM dan Akulturasi Budaya: Bertukar Sementara, Bermakna Selamanya

22 Maret 2023   13:18 Diperbarui: 22 Maret 2023   13:27 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pentas seni penglepasan  PMM. Dokumentasi Universitas Teknokrat Indonesia

Ada cerita lucu malam itu. Sebelum banyak tampilan dari peserta PMM ini, Rektor Nasrullah Yusuf kasih sambutan. 

Ia bercerita hal yang membuatnya tertawa. Ia bilang pernah memarahi mahasiswa karena rambutnya gondrong. 

Pagi-pagi ia lihat ada mahasiswa gondrong. Padahal di Teknokrat, mahasiswa dilarang gondrong dan harus rapi di kampus. Termasuk mengenakan kemeja dan bersepatu.

Pak Nasrullah sempat memarahi mahasiswa itu dan memintanya keluar dari area kampus. Si mahasiswa bengong saja. Ia juga tak tahu kesalahannya apa. 

Usut punya usut persoalan itu selesai dengan gelak tawa. Pak Nasrullah tak tahu kalau itu mahasiswa peserta PMM. Sementara itu, si mahasiswa juga belum akrab dengan rektor kampus tempatnya menjalani pertukaran.

Saat sambutan di depan, Pak Nasrullah kemudian memanggil mahasiswa yang sempat kena semprot di awal program ini. Sebagai permintaan maaf, Pak Nasrullah memberikan mahasiswa itu sebuah buku.

Merujuk ke kampusmerdeka.kemdikbud.go.id, ada 3 tujuan program ini, yakni mengeksplor dan mempelajari keberagaman budaya Nusantara; berteman dengan mahasiswa dari berbagai daerah; kesempatan belajar di kampus lain di Indonesia.

Peserta PMM. Dokumentasi Universitas Teknokrat Indonesia
Peserta PMM. Dokumentasi Universitas Teknokrat Indonesia
Kasatmata sejauh ini, perihal mempelajari keberagaman budaya Nusantara memang menemukan momentum yang pas. Dengan mukim di daerah tertentu, peserta PMM bisa merasakan betul betapa kaya khazanah budaya Indonesia. Dari sisi ucapan, uluk salam, kebendaan, dan lainnya terasa benar adanya kebhinnekaan.

Kita juga ingin agar kemajemukan khazanah budaya Nusantara itu memang benar-benar dipahami dengan baik. Tidak semua mesti seragam. Sebab, Indonesia memang dibentuk dari beraneka ragam suku bangsa, agama, budaya, dan lainnya.

Semua tinggal dipersatukan dalam wadah besar bernama Indonesia. Dari situlah semua bisa bersinergi untuk mewujudkan mimpi besar Indonesia.

Dalam konteks mahasiswa, saya menduga agak lebih mudah proses pembelajaran budaya ini. Sebab, sebagai insan akademik, mereka tentu didorong untuk menggunakan logika dengan baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun