Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masuk Muri! Sekolah Jam 5 Pagi!

5 Maret 2023   09:24 Diperbarui: 5 Maret 2023   09:42 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswi SMA di Denpasar. Sumber hitekno.com

Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) mestinya memberikan penghargaan atau memasukkan kebijakan masuk sekolah jam lima pagi di NTT ke dalam rekornya. Sebab, ini adalah jam masuk paling pagi untuk Indonesia.

Mungkin juga di negara-negara Asia Tenggara. Boleh jadi juga paling pagi di benua Asia. Kemungkinan besar juga jam masuk paling pagi sedunia.

Ini mungkin juga mengalahkan jam belajar formal paling pagi dengan mereka yang ada di pondok pesantren. Anak pondok memang bangun sepertiga malam akhir untuk untuk tahajud.

Namun, pembelajaran tetap dimulai sekitar jam tujuh lewat tiga puluh menit. Intinya, kebijakan di NTT soal jam masuk sekolah jam lima pagi wajib masuk Muri.

Silakan pengelola Muri berkontak dengan Pemerintah Provinsi NTT untuk mendatangkan siswa di beberapa sekolah di Kupang untuk serentak masuk jam lima pagi. Kalau satu sekolah ada 300 siswa kelas XII, dikali 10 sekolah (5 SMAN dan 5 SMKN), berarti ada 3.000-an siswa kelas XII serentak masuk sekolah jam lima pagi. 

Kalau kurang, mungkin bagus juga melibatkan siswa kelas X dan XI. Dengan demikian, massa murid yang datang ke sekolah pas jam lima pagi lebih banyak.

Ini sebuah rekor yang sangat membanggakan. Betapa anak-anak di timur Indonesia serius dan giat belajar. Sampai-sampai jam lima pagi mereka sudah masuk.

Tentu mereka sudah bangun jam empat subuh. Siap-siap sekolah dengan mandi dan berpakaian. Yang muslim mungkin sempat salat subuh dulu. Kemudian sarapan.

Ibu mereka di rumah pasti jam tiga dini hari sudah bangun untuk memasak sarapan. Sungguh sebuah perubahan dimensi belajar yang sangat revolusioner di NTT.

Niatnya juga mesti kita dukung. Pemda ingin anak-anak di Kupang, NTT, ini sukses menembus kampus-kampus favorit. Syukur-syukur indeks pembangunan manusia atau IPM-nya bisa naik.

Kalau ingin revolusioner dalam pendidikan anak SMA atau SMK tentu dengan meningkatkan mutu pendidikan. Ketimbang heboh soal masuk sekolah jam lima pagi, pemda lebih perhatian saja sama guru. Kasih mereka insentif dari kas pemda.

Ini tidak ada kaitan sama sekali dengan program guru penggerak kementerian Nadiem Makarim. Pemda kasih keleluasaan kepada guru untuk membentuk karakter siswa. 

Apa sih tujuan pendidikan kita itu? Jika ingin memajukan intelektualitas dan keterampilan, mudah kok.

Ajak mereka menjadi generasi dengan kultur literasi yang kuat. "Paksa" mereka pada awalnya untuk banyak baca buku. 

Selain buku teks, juga buku populer lain. Juga boleh karya sastra. Intelektualitas salah satu ukurannya adalah seberapa banyak mereka membaca dan memahami konteksnya.

Kemudian untuk siswa SMKN, tujuannya jelas kerja lepas lulus. Maka itu, perhatikan saja kebutuhan untuk peningkatan keterampilan kerja mereka sesuai basisnya. Itu akan jauh lebih baik. 

Anak SMK sekarang susah cari tempat magang. Kalaupun ada tempat magang, tak bisa terima banyak-banyak.

Saya pengalaman di sini. Ada anak SMK mau magang atau PKL. Tapi secara keterampilan belum memadai. Bahkan, masih mentah banget. 

Mau diterima takut merepotkan. Tidak diterima kasihan sekolah sulit cari tempat PKL.

Yang mesti dilakukan pemda dalam konteks ini adalah memperbanyak kerja sama dengan swasta. Kasih tahu mereka supaya terima anak magang sesuai bidangnya. 

Suruh korporasi kasih pembelajaran kepada siswa SMK supaya lebih terampil. Tidak usah banyak-banyak dulu. Separuh saja SMK diajak kerja sama dengan perusahaan, hasilnya bakal cetar membahana.

Maka itu, kalau hendak mau melakukan revolusi pendidikan, jangan sekadar sisi luar saja. Masuklah ke dalam dalam. Masuk ke sisi esensialnya. 

Cari persoalan dasar atau fundamentalnya. Dari situ kemudian dibenahi. Selesai deh. Anak-anak tetap bisa tenang masuk jam 07.30 pulang jam 14.00 dipotong istirahat dan ibadah.

Akhirnya semoga Muri berkenan memberikan rekor kepada Pemprov NTT atas kebijakan masuk sekolah jam lima pagi ini. Jika berkenan dan terealisasi, nanti saya menuliskannya lagi. 

Terima kasih sudah membaca dengan durasi yang lumayan tak lama. [Adian Saputra]

Pinjam foto di sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun