Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Apa Persamaan dan Perbedaan Adalah, Ialah, dan Merupakan?

27 Februari 2023   09:05 Diperbarui: 27 Februari 2023   17:13 1453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya mempunyai sedikit kesulitan ketika hendak mendefinisikan sesuatu. Di dalam bahasa Indonesia, kita bisa menggunakan beberapa kosakata untuk memperjelas definisi yang hendak disampaikan.

Setidaknya ada tiga kata yang sering kita gunakan. Ketiganya itu "adalah", "ialah", dan "merupakan". Saya masih sulit menempatkan ketiganya pada konteks yang benar. Supaya tak salah dan meminimalkan kesalahan itu, mari kita buka sebentar kamus.

Adalah

Kita mulai dari "adalah". Adalah/ada*lah/ v mempunyai makna identik dengan. Contoh dalam kalimat. "Pancasila adalah falsafah bangsa Indonesia."

Yang kedua, sama maknanya dengan. Contoh dalam kalimat. "Desember adalah bulan kedua belas."

Arti yang ketiga, termasuk dalam kelompok atau golongan. Contoh dalam kalimat. "Saya adalah pengagum Ki Hajar Dewantara".

Mari kita coba memberikan tafsir untuk "adalah" ini. Bagi saya, penggunaan "adalah" ini jika kita hendak mendefinisikan sesuatu. Saya menduga, diksi inilah yang paling banyak kita pakai untuk mendedahkan sesuatu hal.

Misalnya saya hendak memberikan penjelasan soal jurnalisme. Saya meyakini, "adalah" akan sering dipakai. Musababnya, lema yang satu ini berfungsi untuk memberikan pendefinisian, penjelasan, pemaknaan terhadap sesuatu hal.

Saya mencoba menggunakannya dalam alinea ini. Saya tulis dalam huruf miring untuk membedakan dengan paragraf lain.

Karya jurnalistik adalah produk yang dihasilkan untuk khalayak sebagai informasi yang punya fakta dan nilai publik. Sesuatu peristiwa bisa dijadikan karya jurnalistik jika memenuhi dua kaidah itu. Jurnalis adalah orang yang bekerja menghasilkan karya jurnalistik. Jurnalis adalah mereka yang berkaitan langsung maupun tidak dengan konten yang dihasilkan. Reporter sudah pasti jurnalis, sedangkan jurnalis belum tentu bekerja sebagai reporter.

Jurnalis adalah mereka yang bekerja di media massa dan menghasilkan karya jurnalistik. Ada beberapa ragam pekerjaan jurnalis di media massa, antara lain editor atau redaktur, desainer grafis, karikaturis, redaktur pelaksana, dan pemimpin redaksi.

Jadi, kalau kita banyak menulis dengan bentuk memberikan pendefinisian terhadap sesuatu hal, kata "adalah" akan sering kita gunakan. Definisi itu pasti identik dengan sesuatu hal. Kita memberikan penjelasan itu merujuk pada sesuatu yang identik dengannya.

Dalam konteks sepak bola misalnya, kita gunakan diksi ini. Berikut contoh kecilnya.

Liverpool adalah klub yang berasal dari kota yang bernama sama. The Beatles adalah band terkenal yang juga berasal dari kota pelabuhan di Inggris ini. Keduanya adalah kebanggaan warga kotanya. Meskipun ada Everton sebagai klub lain dari daerah Merseyside ini, Liverpool yang paling terkenal yang punya gelar paling banyak.

Mudah-mudahan penggunaan diksi "adalah" ini menjadi jelas dan kita piawai dalam menggunakannya.

Ialah

Masih dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia versi daring, disebutkan bahwa ialah/ia*lah/ p penghubung di antara dua penggal kalimat yang menegaskan perincian atau penjelasan atas penggal yang pertama itu.

Contoh dalam kamus. "Yang perlu dikerjakan sekarang ialah membawa korban ke rumah sakit."

Mari kita tafsirkan. Kalau merujuk kepada pengertian ini, "ialah" akan jarang kita gunakan ketika memberikan pendefinisian atau penjelasan. Kata ini akan acap kita pakai jika kita hendak memerincikan atau memperjelas.

Saya akan coba kasih contoh supaya makin terang. Seperti biasa, alinea contoh ini saya ketik dalam kondisi miring.

Hennie Triana Oberst sudah lama merencanakan pulang ke Indonesia. Banyak hal yang ia persiapkan, di antaranya ialah membeli beberapa buah tangan untuk teman-teman Kompasianer di Indonesia. Hennie mencari beberapa kaus klub bola asal Bavaria itu. 

Ia mencari beberapa, di antaranya ialah kaus klub Borussia Dortmund, Bayern Muenchen, VFB Stuttgart, dan Borussia Monchengladbach.

Hennie sungguh senang ia akan pulang. Yang kini banyak dikerjakannya ialah mencoba resep-rersep baru makanan Jerman untuk disajikan di Indonesia kelak.

Mudah-mudahan dari sini kita menjadi jelas bagaimana menempatkan "ialah" ini dalam konteks yang tepat. Saya kira mudah ya? Termasuk juga yang pertama tadi soal "adalah".

Merupakan

Saya menilai, di antara ketiga kata yang ingin kita dedahkan ini, "merupakan" yang rada "rumit". Merupakan punya kata dasar "rupa". 

Jika lengkap menjadi "merupakan", dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ia punya makna memberi rupa; membentuk (menjadikan) supaya berupa. Contoh dalam kalimat di kamus. "Formasi barisan itu merupakan lambang PON."

Makna lain merupakan juga adalah. Contoh dalam kalimat. "Kata merupakan bagian terkecil dari bahasa."

Makna ketiga menjadi. Contoh dalam kalimat. "Minyak bumi merupakan hasil ekspor yang terpenting bagi negara kita."

Merupakan juga bisa bermakna menampakkan dirinya sebagai (menjadi); mewujudkan dirinya dan sebagainya; serta berbuat (berlagak) sebagai.

Unik ternyata "merupakan" ini. Ia juga bisa digunakan sebagai pengganti "adalah". Kata ini ternyata bisa dipergunakan dalam beragam varian penjelas.

Saya coba memberikan contoh dalam kalimat yang lekat dengan kehidupan keseharian.

Masykur Mahmud merupakan dosen yang disukai di kampus ini. Ia merupakan salah satu dosen yang mempunyai kemampuan berbahasa Inggris di atas rata-rata. Tidak heran kalau beberapa tahun lampau Masykur pernah ikut program beasiswa ke Negeri Paman Sam, Amerika Serikat.

Alinea di atas saya ingin menjelaskan posisi Masykur sebagai orang yang "mewujudkan dirinya" atau "berbuat atau berlagak sebagai". Ini juga fungsi dari diksi "merupakan".

Saya kasih contoh satu lagi supaya makin jelas dan tidak membingungkan. Andaipun membingungkan, juga tak masalah. Artinya otak kita mencerna apa yang saya sampaikan.

Tonny Syiariel merupakan pegiat wisata yang punya kemampuan memotret dan menulis yang cergas. Tonny merupakan penulis di blog Kompasiana dan pernah dapat dua penghargaan bergengsi tahun 2021. Tonny juga merupakan penulis yang sudah mendokumentasikan perjalanan dunianya dalam sebuah buku bertajuk "Jelajah Eropa".

Sampai di sini dahulu penjelasan soal tiga diksi ini. Semoga bisa menempatkan ketiganya dalam konteks yang benar. Andaipun juga tidak, bukan masalah besar. 

Bahasa adalah medium percakapan, baik lisan maupun tulisan. Yang paling urgen, rekan komunikasi kita mengerti uraian yang kita paparkan. 

Selip-selip sedikit antara penggunaan "adalah", "ialah", dan "merupakan" ini sebuah keniscayaan. Tidaklah berdosa bagi yang salah dalam menempatkannya.

Kita hanya hendak lebih bijak dan pas dalam menempatkan ketiganya dalam ragam bahasa tulisan. Semoga tulisan ini bermanfaat. 

Jika nirmanfaat, setidaknya tidak merugikan. Terima kasih sudah membaca secara saksama dan dalam tempo yang seringkas-ringkasnya. [Adian Saputra]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun