Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Apa Persamaan dan Perbedaan Adalah, Ialah, dan Merupakan?

27 Februari 2023   09:05 Diperbarui: 27 Februari 2023   17:13 1453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alinea di atas saya ingin menjelaskan posisi Masykur sebagai orang yang "mewujudkan dirinya" atau "berbuat atau berlagak sebagai". Ini juga fungsi dari diksi "merupakan".

Saya kasih contoh satu lagi supaya makin jelas dan tidak membingungkan. Andaipun membingungkan, juga tak masalah. Artinya otak kita mencerna apa yang saya sampaikan.

Tonny Syiariel merupakan pegiat wisata yang punya kemampuan memotret dan menulis yang cergas. Tonny merupakan penulis di blog Kompasiana dan pernah dapat dua penghargaan bergengsi tahun 2021. Tonny juga merupakan penulis yang sudah mendokumentasikan perjalanan dunianya dalam sebuah buku bertajuk "Jelajah Eropa".

Sampai di sini dahulu penjelasan soal tiga diksi ini. Semoga bisa menempatkan ketiganya dalam konteks yang benar. Andaipun juga tidak, bukan masalah besar. 

Bahasa adalah medium percakapan, baik lisan maupun tulisan. Yang paling urgen, rekan komunikasi kita mengerti uraian yang kita paparkan. 

Selip-selip sedikit antara penggunaan "adalah", "ialah", dan "merupakan" ini sebuah keniscayaan. Tidaklah berdosa bagi yang salah dalam menempatkannya.

Kita hanya hendak lebih bijak dan pas dalam menempatkan ketiganya dalam ragam bahasa tulisan. Semoga tulisan ini bermanfaat. 

Jika nirmanfaat, setidaknya tidak merugikan. Terima kasih sudah membaca secara saksama dan dalam tempo yang seringkas-ringkasnya. [Adian Saputra]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun