bahasa Indonesia, kita bisa menggunakan beberapa kosakata untuk memperjelas definisi yang hendak disampaikan.
Saya mempunyai sedikit kesulitan ketika hendak mendefinisikan sesuatu. Di dalamSetidaknya ada tiga kata yang sering kita gunakan. Ketiganya itu "adalah", "ialah", dan "merupakan". Saya masih sulit menempatkan ketiganya pada konteks yang benar. Supaya tak salah dan meminimalkan kesalahan itu, mari kita buka sebentar kamus.
Kita mulai dari "adalah". Adalah/ada*lah/ v mempunyai makna identik dengan. Contoh dalam kalimat. "Pancasila adalah falsafah bangsa Indonesia."
Yang kedua, sama maknanya dengan. Contoh dalam kalimat. "Desember adalah bulan kedua belas."
Arti yang ketiga, termasuk dalam kelompok atau golongan. Contoh dalam kalimat. "Saya adalah pengagum Ki Hajar Dewantara".
Mari kita coba memberikan tafsir untuk "adalah" ini. Bagi saya, penggunaan "adalah" ini jika kita hendak mendefinisikan sesuatu. Saya menduga, diksi inilah yang paling banyak kita pakai untuk mendedahkan sesuatu hal.
Misalnya saya hendak memberikan penjelasan soal jurnalisme. Saya meyakini, "adalah" akan sering dipakai. Musababnya, lema yang satu ini berfungsi untuk memberikan pendefinisian, penjelasan, pemaknaan terhadap sesuatu hal.
Saya mencoba menggunakannya dalam alinea ini. Saya tulis dalam huruf miring untuk membedakan dengan paragraf lain.
Karya jurnalistik adalah produk yang dihasilkan untuk khalayak sebagai informasi yang punya fakta dan nilai publik. Sesuatu peristiwa bisa dijadikan karya jurnalistik jika memenuhi dua kaidah itu. Jurnalis adalah orang yang bekerja menghasilkan karya jurnalistik. Jurnalis adalah mereka yang berkaitan langsung maupun tidak dengan konten yang dihasilkan. Reporter sudah pasti jurnalis, sedangkan jurnalis belum tentu bekerja sebagai reporter.
Jurnalis adalah mereka yang bekerja di media massa dan menghasilkan karya jurnalistik. Ada beberapa ragam pekerjaan jurnalis di media massa, antara lain editor atau redaktur, desainer grafis, karikaturis, redaktur pelaksana, dan pemimpin redaksi.