Selain kepada orangtua, saya lebih cenderung suka memberi kepada yang tua-tua. Uwak dan bibi misalnya.Â
Dari garis ibu, mereka sembilan bersaudara. Enam masih ada. Tiga sudah wafat. Saban Lebaran saya selalu kasih meski alakadarnya. Sekadar tanda sayang dari keponakan.Â
Kalau bertemu selain Idufitri juga acap memberi. Senang memberi kepada yang tua itu didoakan soalnya.Â
Sambil cium tangan, kepala saya dielus lalu didoakan. Senangnya itu enggak ada lawan.
Kelima, agak leluasa untuk filantropi
Kalau dobel gardan, ada lega juga untuk urusan filantropi, misalnya untuk derma. Ya meski tidak banyak, saban bulan pasti ada yang diberikan sesuai persentase dari total penghasilan saya dan istri.Â
Untuk kurban sapi saban Lebaran Haji juga alhamdulillah lancar. Ini tidak riya ya. Sekadar cerita saja.Â
Sebab, untuk orang seukuran kami, sudah alhamdulillah. Kalau gaji sampai tiga digit sih mungkin tidak begitu istimewa. Namun, bagi kami yang tadi saya sebut rata-rata air, bisa berderma itu sebuah kesyukuran banget.
Sebagai khatimah saya sampaikan, terima kasih sudah mau membaca. Diawali dengan cerita PHK, diteruskan dengan cerita dobel gardan.Â
Semoga semua kita sehat dan tetap diberikan rezeki yang berkah, melimpah, ruah, dan tetap muruah. [Adian Saputra]
Pinjam gambar dari sini