Menulis itu gampang, menyuntingnya yang bikin pening bukan kepalang. Menulis itu pekerjaan manusia. Mengedit itu pekerjaan para dewa.
Dari pengalaman selama ini, menulis itu memang gampang. Setidaknya masih ada gambaran bagaimana ia dilakukan. Selama masih ada ide di kepala, kita bisa menatahkan dalam narasi.Â
Selama masih ada nutrisi pengetahuan di otak, ia bisa didedahkan lewat rangkaian kata. Selama masih ada pikiran, ia masih bisa didedahkan.
Apalagi dalam keseharian kita mendapati banyak pengalaman. Semua itu bahan bakar menulis yang sangat baik. Ditambah kesukaan membaca buku, juga makin membuat gagasan mudah dialirkan.
Pendek kata, menulis itu relatif lebih mudah. Memang butuh proses, tetapi rasanya dari sisi durasi tak butuh jenak yang lama.
Pekerjaan yang lebih sulit itu sejatinya mengedit atau menyunting. Kalau menyunting tulisan orang, itu juga masih enak. Sebab, kerja kita hanya itu.Â
Begitu dapat naskah dari orang, kita mengeditnya. Satu per satu tulisan dibaca.Â
Satu demi satu kalimat dipelototi. Satu demi satu alinea diperhatikan koherensinya. Itu masih mudah.
Satu pekerjaan yang rada malas kita kerjakan adalah menyunting tulisan sendiri. Karena kita sendiri yang melakukannya, acap dikenal swaediting atau swasunting. Kita mengedit sendiri tulisan kita.
Ini sama dan sebangun dengan aktivitas mengunggah tulisan di Kompasiana. Tidak ada editor yang akan merapikan tulisan kita. Kadang ada artikel masuk artikel utama dengan judul yang kurang satu huruf. Kadang ada tulisan jadi headline dengan beberapa kata yang tak baku.