Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Menulis KISS Supaya Artikel Kita Necis dan Atletis

10 Februari 2023   15:03 Diperbarui: 16 Februari 2023   03:03 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis menggunakan konsep KISS. Sumber: Kompas.com/Oik Yusuf

Pertama kali membaca istilah KISS ini dari buku Menjadi Jurnalis karya Peter Henshall dan David Ingram. Konsep menulis KISS ini berguna untuk kita menghasilkan karya jurnalistik. Karya itu bisa berupa berita maupun artikel, misalnya opini, kolom, esai, resensi buku, dan lainnya.

KISS di sini adalah singkatan dari keep it short and simple. Saya meramban di internet, ada pula yang menuliskannya dengan keep it simple and short. 

Bagi saya sama saja. Konsep menulis ini adalah buatlah kalimat dengan deretan kata yang ringkas. Menulislah yang mudah dimengerti orang. 

Jangan menulis malah bikin susah orang. Alih-alih mau menikmati tulisan, malah jadi tidak kesampaian. Musababnya, tulisan kita rumit dan berpanjang-panjang kata dalam kalimat.

Ibarat orang mendayung, semua pendayung mesti kerja. Jangan ada orang yang pegang dayung tapi tak mengayunkan alat itu. Ia sekadar menumpang di perahu untuk sampai ke tujuan. 

Kurang lebih, kalau bikin kalimat, semua kata ada tenaganya. Kalau ada kata yang kira-kira membuat kalimat jadi gemuk, buang saja. 

Gempal badan tidak masalah, gempal kalimat yang bikin repot. Bukan gempal lagi malahan, gendut itu, hahaha. 

Tentu yang kita butuhkan kalimat yang bertenaga. Mirip kita yang punya badan atletis. Tidak kurus, tidak gempal-gempal amat.

Konsep KISS juga bikin tulisan kita makin necis, makin punya gaya dan rapi. Enak membaca tulisan yang rapi dan resik. 

Saya senang membaca buku Henshall dan Ingram itu karena menjadi rujukan sampai kini. Saban kali mengisi acara jurnalistik, soal KISS ini selalu saya singgung. 

Saya ingin mengajak peserta pelatihan untuk menulis dengan pendek dan simpel. Pendek di sini bermakna tetap lengkap SPOK-nya. Anak kalimat boleh duluan mendahului ibunya. Ibunya duluan juga silakan.

Makin ke sini, saya menemukan lagi konsep lain tapi yang sesuai dengan KISS ini. Dalam sebuah buku, saya baca kalau kalimat bagus itu terdiri dari 8-14 kata. Orang-orang bergiat di penyuntingan kerap menyebutnya Fog Index. 

Ilustrasi dari shiq4.files.wordpress.com
Ilustrasi dari shiq4.files.wordpress.com

Intinya, sudah ada penelitian bahwa orang mengerti tulisan itu kalau kalimatnya ringkas. Kalau boleh dimatematikakan, kurang lebih 8-14 kata dalam satu kalimat.

Saking takut melanggar apa yang saya tulis, saya waswas dengan tulisan ini. Jangan-jangan ada kalimat saya yang lebih dari 14 kata. Kalaupun ada, saya minta maaf. 

Namanya juga manusia, ya pasti manusiawi. Asal jangan berkelewahan saja. Oh oya, berkelewahan ini artinya berlebihan. 

Dia bahasa Indonesia kok. Kalau tak percaya, silakan membuka kamusnya.

Memang menulis KISS ini kalau tak biasa butuh perjuangan. Ada di antara teman saya yang kalau menulis itu panjang sekali. Bahkan, satu alinea itu satu titik. Dahsyat, bukan?

Ciri kalimat yang kepanjangan itu gampang. Pas kita baca, napas habis, kalimat belum rampung. 

Karena itu, para ahli kepenulisan bilang KISS. Maknanya, menulislah dengan singkat dan simpel. Ukuran yang manusiawi ya itu tadi, 8-14 kata. Kalau kurang dari 8 kata bagaimana? Silakan saja.

Kalau lebih dari 14 kata tapi napas masih ada bagaimana? Silakan juga. Intinya kan tulisan kita bisa dibaca, dimaknai, diinterpretasi dengan baik. 

Kalau saya sih setuju dengan ukuran Fog Index ini. Sudah cocok buat saya. Tidak percaya? Coba simak tulisan ini sampai di titik ini. Insya Allah saya pakem dengan KISS ini. 

Saya pakem dengan langgam Fog Index ini. Saya berusaha menulis satu kalimat dengan 8-14 kata. Alhamdulillah lama-lama bisa juga.

Apa sih manfaatnya? Buat si empunya gagasan, menulis KISS ini baik. Kenapa? Karena kita dipaksa cepat menyampaikan gagasan kepada orang lain. Gagasan itu mudah dicerna jika kita sampaikan dengan simpel. 

Cara ini membantu kita menjelaskan dengan gegas nan lekas kepada orang. Meskipun ringkas, tidak mengurangi kekhasan penguasaan khazanah bahasa kita, bukan?

Menulis berita langsung atau straight news juga penting banget pakai KISS ini. Apalagi konteks berita langsung itu ya langsung saja. Tidak usah pakai petatah petitih macam-macam. Hajar dari awal, gas pol. Selesai.

Menulis opini juga demikian. Sama saja dengan artikel yang sedang saya susun ini. Ini opini saya. Saya hendak mengajak Anda kalau menulis itu simpel dan pendek saja. 

Tulisan boleh panjang. Buku boleh berbab-bab. Akan tetapi, ketika merangkainya dalam kalimat, ikhtiarkan pendek dan simpel.

Saya sih bukan anti dengan tulisan berpanjang kata. Orang dulu sih mungkin enak bacanya. Anak zaman sekarang mau dipaksa menulis panjang, ya pikir-pikir dululah. Karena sudah mengamati banyak tulisan, saya pakem ke KISS ini saja.

Saya hakulyakin, kalimat yang ditaja konsep KISS ini lebih mudah dicerna. Kalau mudah dicerna, intisarinya bisa kita simak saksama. Tapi, kalau kalimatnya panjang, kita akan ekstrakeras menyimaknya.

Baiklah, saya coba kasih kiat bagaimana kita bisa menulis pendek dan simpel ini.

Kesatu, jangan sayang-sayang bikin titik

Beberapa teman saya kasih nasihat supaya jangan sungkan bikin titik. Jangan memanjang-manjangkan kalimat. Bagi saya itu sama seperti memperpanjang masalah, hahaha. 

Kalau pokok gagasan sudah masuk, lekas kasih titik. Nanti dirangkai lagi dengan kalimat yang baru. Demikian seterusnya sampai tulisan itu berakhir dengan khusnul khatimah.

Ingat ya, jangan sayang-sayang bikin titik. Kalau kita saksama dan disiplin seperti ini, insya Allah makin cakap menulisnya. Sekali lagi saya tegaskan, jangan sayang-sayang bikin titik.

Kedua, latihan saban hari satu halaman tulisan

Supaya makin mahir, paksakan menulis minimal satu halaman dengan konsep KISS ini. Tidak mesti melulu soal opini. Catatan harian juga bisa, kok. Jangan karena mellow, akhirnya panjang.

Jangan malas latihan. Itu ada media sosial, silakan dipakai. Rajinlah saban hari bikin status dengan kalimat konsep KISS ini di Facebook atau Instagram. Sebulan saja asal rajin, makin mahir kita menulis. Tentu dengan konsep KISS ini.

Ketiga, belajar sedikit-sedikit soal penyuntingan

Penyuntingan itu memoles tulisan supaya lebih baik. Yang kepanjangan dibikin pendek. Yang kira-kira tidak koheren alineanya, silakan dipadu-padankan.

Saya menganjurkan teman-teman cari tulisan orang lain. Kemudian salin dan taruh di kertas kerja di laptop. Tulisan yang ada, silakan disunting. Pakai konsep KISS. 

Berbahagialah kalau ketemu kalimat yang jumlah katanya mencapai 30. Itu artinya kita akan memangkasnya menjadi dua kalimat utama. 

Belajar deh cara itu, lama-lama insya Allah mahir. Saya juga demikian. Di situlah ada hikmahnya tulisan orang berpanjang kata, hahaha.

Keempat, latihan bicara depan cermin

Cara ini juga efektif. Coba saja di cepan cermin kita bicara sendiri. Kita bicara seolah-olah menerangkan sesuatu hal. 

Upayakan ada intonasi dan jeda sebagai pengganti titik. Coba Anda mulai dengan memperkenalkan diri. Saya kasih contoh ya. Pas baca ini Anda sambil bicara.

Assalamualaikum semua. Nama saya Adian Saputra. Usia saya 44 tahun pas 27 Januari yang baru lewat. Ya saya memang sudah tua. Meski begitu, ada lho yang mengira usia saya masih 35 tahun. buat saya itu membahagiakan sekali. Hahaha, maaf bercanda.

Saya suka menulis sejak SMP. Dulu saya suka menulis di mading. Tahu kan mading? Itu lho akronim dari majalah dinding. Kesukaan saya membaca dan menulis berlanjut sampai sekarang. Buat saya menulis itu talenta yang mesti saya jaga. Dari sini rezeki saya mengalir, baik langsung maupun tak langsung. Sekian ya. Selamat menulis KISS, ya.

Sekian tulisan saya soal manfaat dan kiat menulis dengan konsep KISS. Ini sekadar wawasan sekaligus pengetahuan. 

Syukur-syukur bisa dipraktikkan. Terima kasih sudah membaca dengan saksama. [Adian Saputra]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun