Saya ingin mengajak peserta pelatihan untuk menulis dengan pendek dan simpel. Pendek di sini bermakna tetap lengkap SPOK-nya. Anak kalimat boleh duluan mendahului ibunya. Ibunya duluan juga silakan.
Makin ke sini, saya menemukan lagi konsep lain tapi yang sesuai dengan KISS ini. Dalam sebuah buku, saya baca kalau kalimat bagus itu terdiri dari 8-14 kata. Orang-orang bergiat di penyuntingan kerap menyebutnya Fog Index.Â
Intinya, sudah ada penelitian bahwa orang mengerti tulisan itu kalau kalimatnya ringkas. Kalau boleh dimatematikakan, kurang lebih 8-14 kata dalam satu kalimat.
Saking takut melanggar apa yang saya tulis, saya waswas dengan tulisan ini. Jangan-jangan ada kalimat saya yang lebih dari 14 kata. Kalaupun ada, saya minta maaf.Â
Namanya juga manusia, ya pasti manusiawi. Asal jangan berkelewahan saja. Oh oya, berkelewahan ini artinya berlebihan.Â
Dia bahasa Indonesia kok. Kalau tak percaya, silakan membuka kamusnya.
Memang menulis KISS ini kalau tak biasa butuh perjuangan. Ada di antara teman saya yang kalau menulis itu panjang sekali. Bahkan, satu alinea itu satu titik. Dahsyat, bukan?
Ciri kalimat yang kepanjangan itu gampang. Pas kita baca, napas habis, kalimat belum rampung.Â
Karena itu, para ahli kepenulisan bilang KISS. Maknanya, menulislah dengan singkat dan simpel. Ukuran yang manusiawi ya itu tadi, 8-14 kata. Kalau kurang dari 8 kata bagaimana? Silakan saja.
Kalau lebih dari 14 kata tapi napas masih ada bagaimana? Silakan juga. Intinya kan tulisan kita bisa dibaca, dimaknai, diinterpretasi dengan baik.Â