Di beberapa ponpes yang saya sambangi, ada bantuan kepada entitas itu. Kini ada lembaga yang namanya Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren).
Pada konsep virtual market, Hebitren berupaya memaksimalkan potensi ekonominya dengan integrasi ekosistem digital dan virtual market antarpesantren, peningkatan jangkauan pasar, kesiapan pembayaran digital, peningkatan kompetisi antarpesantren.
Pada konsep replikasi bisnis, Hebitren mendorong replikasi bisnis pesantren yang terbukti bagus untuk diduplikasi, dan dikembangkan di pesantren dalam jejaring Hebitren, sehingga terjadi akselerasi penguatan bisnis berbasis pesantren.
Pada konsep unit usaha pesantren, Hebitren bembentuk usaha bersama dalam payung holding ekonomi dan bisnis pesantren untuk menyinergikan dan peningkatan kapasitas usaha pesantren menuju arus ekonomi baru Indonesia.
Memaksimalkan unit usaha tiap ponpes memang akan berbeda satu dan lainnya. Tiap ponpes mesti mencari kira-kira keunggulan komparatifnya jika dibandingkan dengan yang lain.
Ada ponpes besar di Kalianda, Lampung Selatan, yang memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan keseharian santri dengan harga terjangkau. Mereka juga memiliki unit usaha minuman segar herbal yang dijual keluar.
Ada pula unit usaha tanaman dan ternak lebah madu untuk menambah kas ponpesnya. Masih ditambah lagi dengan ternak ikan lele dan jenis lainnya.
Ini akan sangat bagus jika dikembangkan di semua ponpes yang terafiliasi ke NU. Dengan santri yang sangat banyak, itu sangat memungkinkan untuk dibuat jatah menjalankan usaha secara bergiliran.
Jika mengusahakan banyak unit usaha belum mampu, memang yang paling memungkinkan adalah memilih salah satunya.
Misalnya fokus saja usaha tanaman herbal. Dengan lahan yang rata-rata masih mencukupi di tiap ponpes, jenis usaha ini bisa dilaksanakan.Â
Para santri dipergilirkan untuk merawat tanaman itu usai mereka mengaji. Pengelola atau manajemen ponpes juga mesti mencari kreasi lain dari tanaman herbal ini. Misalnya dengan memproduksi minuman dari hasil tanaman herbal ini.