Jangan bandingkan dengan web besar kelas nasional atau blog bersama seperti Kompasiana yang sudah bisa kasih K-Rewards buat penulisnya.
Jika diperhatikan, kualitas, profesionalitas, dan keterkenalan web atau pengelolanya lumayan menentukan juga dari sisi penghasilan. Artinya, kalau web itu dikelola dengan baik dan orang tahu siapa yang mengelola, kans mendapatkan cuannya lumayan.
Reporter saya sering cerita. Tiap bulan ia saya minta mengurus pencairan di beberapa tempat.Â
Meski kami media daring, tetap saja ada yang membutuhkan bukti tayang berupa cetakan dari artikel di web. Kami punya langganan satu tempat untuk mencetak semua bukti tayang itu.
Si pemilik fotokopian sering bilang ke kawan reporter ini, media yang kami kelola ini banyak betul kliennya. Tiap bulan banyak yang di-print. Bahkan sampai ke lima instansi.
Ia bilang, kalau media daring lain paling juga sekali dalam sebulan dan itu pun hanya ke instansi pemda setempat. Saya dan teman tadi hanya berucap alhamdulillah.
Saya juga tidak mau terlalu pusing dengan administrasi. Saya menyukai lembaga yang mau kerja sama itu simpel saja.
Tidak banyak maunya dan ribet urusan administrasi. Yang penting sama-sama cocok dan paham.
Kami mengerjakan apa dan tiap bulan ada pemasukan. Sejauh ini alhamdulillah mendapat klien yang semacam itu.
Waktu pandemi melanda, ada juga peluang mendapatkan hibah dari beberapa lembaga donor. Google pun waktu itu menggelontorkan hibah untuk media lokal yang terdampak pandemi. Hibah juga menjadi satu sumber meski tidak bisa dijadikan pegangan utama.
Pekerjaan rumah media daring lokal dan koran daerah sekarang juga adalah menjaga mutu jurnalismenya. Artinya, produk jurnalistik yang diketengahkan kepada pembaca mesti bermutu.