Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Kosakata-kosakata yang Kerap Disalah Makna

26 Januari 2023   08:03 Diperbarui: 26 Januari 2023   08:13 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai di sini kini kita bisa menempatkan "acuh" ini pada posisi yang sebenarnya. Kasihan selama ini "acuh" ditempatkan pada sesuatu yang negatif. Mari sejak sekarang kita menempatkannya dengan baik.

Masih ada kosakata lain yang kita juga acap keliru menempatkannya. Ketika kita menulis, malah menempatkan kata ini dengan posisi yang salah.

Satu kata itu adalah "geming". Jika ditambah awalan menjadi "bergeming". Coba kita pikir-pikir, siapa selama ini yang memaknai "bergeming" itu dengan sikap kita atau sesuatu benda yang bergerak-gerak?

Contoh yang sering dipakai ialah dalam berita tinju. 

Misalnya begini. 

Mike Tyson bergeming ketika dihajar habis-habisan oleh James Buster Douglas. 

Si empunya tulisan mungkin ingin menunjukkan kalau Tyson---petinju legendaris itu---sempoyongan ketika dipukul.

"Bergeming" banyak dimaknai kita sebagai kondisi yang bergerak akibat tumbukan sesuatu. Misalnya lagi dalam kalimat.

Dua kali ia dipukul penjahat itu, dua kali pula ia bergeming sampai terhempas ke tanah.

Makna geming atau bergeming dalam bahasa kita sesungguhnya adalah kondisi yang tidak bergerak sedikit pun atau diam saja. Hmmm, kan, kita salah lagi.

Ya benar, "bergeming" ini menunjukkan kondisi yang diam saja. Maka, kalau kita balik ke contoh kalimat di atas, pemaknaan kita mesti diubah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun