Rommel berprinsip, tank tak boleh dipencar-pencar dalam kekuatan kecil. Ia mesti dikumpulkan kemudian menyerang dengan kecepatan tinggi dan mulai bermanuver.Â
Tanah gurun Afrika yang lempung ini kokoh digilas gigi-gigi baja tank Jerman. Andaipun hujan dan liat sehingga sulit dilewati, hanya tunggu matahari naik kemudian sinarnya bakal mengeringkan dengan cepat lempung-lempung di bawahnya.
Ammar masih bersama Rommel sampai titik di mana pasokan bahan bakar, senjata, tank, dan juga pasukan Rommel mulai diluluhlantakkan angkatan udara Inggris dengan pesawat pesawat RAF-nya. Setiap pasokan menuju Benghazi dan Tripoli, dari laut dan udara, Inggris menghantamnya.Â
Maklum, Jerman sedang membuka dua front perang besar. Â Hitler sedang fokus untuk merebut Leningrad Uni Soviet dengan sandi "Barbarossa" sehingga nyaris semua kekuatan diberikan ke sana. Untuk Koprs Afrika-nya Rommel, hanya sebagian kecil.
Rommel tidak kalah kala berlaga di medan gurun Afrika. Ia kalah karena pasokannya banyak tak sampai ke markas utamanya.
Ammar tak lagi bersua Rommel saat jenderal besar itu jatuh sakit dan terpaksa dibawa ke Jerman untuk dirawat di sanatorium. Ia dengar kesehatan jenderal Jerman itu turun setelah prestasi fantastisnya sejauh ini menimbulkan kerugian besar di pihak Inggris.
Ammar juga dengar Rommel bahkan pernah nyaris masuk perbatasan Libya dan Mesir untuk menyerbu sampai Suez. Padahal ia hanya punya 46 tank baja tersisa.Â
Lagi pula jarak pasokan logistik Jerman ribuan kilometer dari Tripoli. Tapi itulah Rommel, kedinamisannya membuatnya terus bergerak meski dengan sisa tank yang sedikit.
Lamat-lamat Ammar berdoa usai zuhur tadi semoga Tuan Jenderal Rommel diberikan kesehatan.Â
Ammar tak tahu, pertempuran Rommel di El Alamein adalah yang pemungkas. Dari situ, tak ada lagi jenderal Jerman yang mampu menaklukkan Afrika.Â
Rommel tak lagi bertarung dengan jenderal sekelas Cunningham, Aunchinleck, dan lainnya. Rommel bersobok dengan perwira militer Inggris yang punya kecerdasan dan seorang artileris yang andal. Orang itu sering disapa Monty. [Adian Saputra]