Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengukur Kepantasan Kaus Oblong dan Celana Jeans di Rumah Tuhan dan Institusi Pendidikan

16 Januari 2023   13:17 Diperbarui: 16 Januari 2023   16:35 1974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama dua mahasiswi tahun 2019 kala aktif menjadi pengajar tamu. Dokumentasi pribadi

Beberapa kali pengurus masjid di tempat saya mewanti-wanti agar jamaah tidak menggunakan kaus oblong ketika salat berjamaah. Apalagi kaus oblong yang di bagian punggungnya ada tulisan atau gambar.

Ini bertujuan untuk memaksimalkan kekhusyukan orang dalam beribadah. Maka itu, dijaga agar penampakan di punggung orang tidak mengganggu konsentrasi ibadah jamaah di belakangnya.

Tapi tetap ada jamaah yang salat ke masjid menggunakan kaus. Saya salah satunya. Kalau ditanya alasannya tentu kesimpelannya.

Saya tergolong orang yang cepat panas. Cepat panas dalam artian denotatif. Panas memang iya karena saya cepat sekali berkeringat.

Menggunakan kaus membuat saya dan mungkin beberapa jamaah lain lebih rileks dalam salat. Toh kaus oblong yang sejauh ini saya gunakan kualitasnya bagus. 

Beberapa bahkan kiriman dari Litbang Kompas dengan tulisan depan "Kolaborasi" dan "Rekoneksi". Saya responden tetap koran Kompas saban minggu. Makanya dapat beberapa suvenir dari Litbang Kompas.

Jadi, kalau secara tampilan, masih layak dan cakap juga untuk dipakai menyembah ke hadirat Yang Maha Kuasa. Entahlah kalau ada teks dalil yang secara rigid pernah dijelaskan Nabi bahwa tak boleh mengenakan kaus oblong.

Pun demikian dengan celana jeans beragam merek. Mau merek dari pabrikan terkenal atau bikinan di tailor yang banyak di pinggiran jalan protokol kota.

Demikian juga untuk wilayah kampus. Sepertinya nyaris semua kampus melarang mahasiswa untuk belajar mengenakan kaus oblong dan celana jeans. Dosennya juga apalagi, dilarang superkeras.

Saya pernah lima tahun menjadi dosen luar biasa atau dosen tamu di UIN Raden Intan Lampung. Saya diminta mengajar mata kuliah Jurnalistik Islami untuk mahasiswa semester III Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun