"Itu salam Duta GenRe," ujarnya.
Soal Duta Genre, Ambar mengatakan, pilihannya memang kepada mereka yang punya pengetahuan memadai soal keluarga berencana. Ia tak menampik pada awal-awal program ini diluncurkan, masih ada beberapa kandidat yang dilihat sisi enak dilihat. Ya dalam arti, dicari yang ganteng dan cantik.
Walaupun begitu, semakin ke sini, pemilihan Duta GenRe benar-benar ditujukan kepada anak muda yang punya pengetahuan memadai soal keluarga berencana dan bisa menjadi duta sebenarnya. Syukur-syukur dapat yang pintar dan ganteng atau cantik.
"Kami ingin Duta GenRe ini serius. Makanya dibuat semboyan sekali menjabat seumur hidup menginspirasi. Yang paling kami butuhkan adalah mereka yang punya kompetensi tentang keluarga berencana dan punya kemampuan menjadi duta secara riil," kata Ambar.
Ambar melanjutkan paparannya. Harganas kali ini memang fokus perihal keluarga berketahanan. Maka itu, sekian acara dibesut agar misi utama Harganas tahun ini bisa gol. Salah satu acara yang menjadi perhelatan utama Harganas tahun ini di Lampung adalah Kemah Keluarga Indonesia. Kemah ini diikuti 200-an keluarga dari seluruh Indonesia. Mereka kemah dan menjalani beberapa acara yang menyenangkan. Tujuan utamanya adalah setiap anggota keluarga berinteraksi secara hangat. Dan istimewanya, gawai tak boleh dipegang.
"Kita ingin keluarga di Indonesia juga demikian. Kehangatan antaranggota keluarga bisa tercipta. Kemah Keluarga Indonesia ini adalah satu ikhtiar kami mewujudkan keluarga berketahanan," ujarnya.
Kebetulan salah seorang peserta kemah itu adalah kakak tingkat saya sewaktu di SMAN 2 Bandar Lampung. Arief Budiman namanya. Usai kemah, ia mengirim narasi padat mengenai acara itu disertai beberapa foto via WhatsApp.
Arief bilang, banyak manfaat yang diperoleh dari kemah itu. Ia bisa punya waktu banyak bercengkerama bersama keluarga, bermain bersama, dan meningkatkan pemahaman kepada istri dan anak-anaknya. Ia juga mengirim beberapa foto bersama peserta dari provinsi lain.
Perihal media sosial, Ambar juga punya keinginan agar medium itu dimanfaatkan untuk penguatan keluarga, bukan malah menjadi hal yang membuat hubungan dalam keluarga menjadi kaku.