Saban tahun BKKBN menaja sebuah event keren untuk memilih Duta Generasi Berencana (GenRe) pada tingkatan mahasiswa. Ini memang ikhtiar institusi negara untuk tetap menjadikan keluarga berencana sebagai program yang dijaga terus kelestariannya. Tentu bukan tak punya maksud.
Nawaitunya adalah agar masa depan generasi bangsa ini menjadi lebih baik. Praksisnya ialah Indonesia tumbuh dengan keseimbangan antara generasi kini dan masa depan. Proses pernikahan pun didorong agar mantap yang bersyaratkan kedua mempelai sudah memasuki usia perkawinan yang matang. Tak cukup itu, dari sisi kekuatan ekonomi, pengetahuan soal keluarga berencana, dan perencanaan masa depan pendidikan dan kesehatan juga diantisipasi sejak dini.
Karena sasaran tembaknya adalah generasi muda, tak salah jika untuk mensosialisasikan prinsip keluarga berencana kepada generasi muda, diberdayakanlah Duta GenRe. Kompetisi untuk menjadi Duta GenRe pun cukup ketat. Selain mempunyai kepribadian yang baik, mereka juga mesti memahami soal keluarga berencana, kesehatan reproduksi, tata cara pergaulan, dan pengetahuan dini soal keluarga.
Senarai tulisan yang akan saya dedahkan berikut adalah sumbang saran supaya keberadaan Duta GenRe ini makin optimal, makin cemerlang, demi generasi berencana masa depan yang gemilang.
Ikuti Perkembangan
Duta GenRe memang wajib mengikuti setiap perkembangan isu terbaru soal dunia keluarga berencana, dunia remaja, persoalan reproduksi, update soal isu HIV/AIDS, dan sebagainya. Ini menjadi penting karena boleh jadi setiap hari ada saja isu baru yang muncul. Setiap kabar, peristiwa, berita baru mesti diikuti dengan baik dan mencermatinya. Dari sanalah Duta GenRe mendapatkan pasokan informasi yang menjadi bahan pengetahuan untuk dicerna, ditelisik, dan diberi jalan keluarnya, sesuai dengan atribut  yang melekat sebagai Duta GenRe.
Misalnya, yang jamak menjadi pengetahuan netizen adalah setiap kali perayaan pergantian tahun, isu soal seks bebas pasti mengemuka. Berita di media massa juga acap mewartakan soal penemuan kondom dalam jumlah lumayan banyak di tempat-tempat pesta perayaan pergantian tahun.
Ini menjadi bahan kajian yang menarik untuk kemudian disikapi sebagai seorang Duta GenRe. Apalagi item yang juga menjadi konsentrasi entitas yang mengurus soal kesehatan reproduksi seksual remaja juga menginginkan agar hubungan seksual dilakukan usai menikah.
Isu semacam ini tentu mesti disikapi dengan baik. Bahwa ada persoalan pergaulan bebas yang mengarah kepada hubungan seks. Namun, apa yang hendak diantisipasi dari hal itu, jauh lebih penting. Maka itu, mengikuti setiap perkembangan adalah sebuah keniscayaan.
Duta GenRe juga mesti mengetahui bahwa remaja cowok sekarang banyak yang gemar menonton film porno. Situs-situs di internet menyajikan banyak tontonan yang menimbulkan kenikmatan dan melekat kuat dalam saraf-saraf remaja kita. Tak terkecuali mungkin remaja putri.
Padahal, dari banyak penelitian, keranjingan menonton film semacam itu bisa menimbulkan kecanduan dan memperbesar hasrat berhubungan seksual. Kalau sudah resmi suami-istri sih tak masalah bukan? Namun, kalau masih sekolah atau kuliah, dan bersepakat dengan pacar berhubungan seksual, tentu itu yang mesti dihindari.