Saya masih penasaran soal biaya yang dikeluarkan Susi saban bulan. Jika semuanya, katakankah hampir semuanya dicukupi sendiri, bagaimana dengan kepulan asap dapur keluarga kecil ini?
“Alhamdulillah rezeki ada aja kok, Bang. Kalau Al Faatih ini benar-benar amal saleh saja. Enggak bakalan kami patok biaya buat anak-anak. Kami cari sendiri untuk mencukupinya,” jawab Susi.
Saya masih hendak “mencecar” soal kebutuhan lembaga ini, Susi malah menawarkan saya makan seraya bergegas ke dalam.
“Makan ya, Bang. Abinya juga belum makan.”
Kalau yang ini, saya sungkan untuk menolak. Salam takzimku buat kalian berdua, Darojat dan Susi, serta si kecil Wafda, adik Al Faatih, yang insya Allah sudah tenang di Sana. Kerja ikhlas demi mengikis stigma maksiat ke anak-anak yang sholih dan sholihat.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H