Jika mereka ditinggalkan pasangan, galau mereka di atas rata-rata galau orang kebanyakan. Stres adalah sifat yang mudah melanda Mr dan Miss Innocent. Logika bahwa mereka harus mempertahankan kehormatan dan tetap masuk akal dalam memandang hubungan dua insan menjadi terpinggirkan.
"Para Mr dan Miss Innocent ini juga kadang meratapi nasib dan menyalahkan Tuhan. Dalam sesi seminarku, banyak loh Kak yang bercerita soal ini. Kadang ada yang sampai nangis curhat kepadaku habis sesi seminar. Rupanya ia pernah disakiti, bahkan sudah mengorbankan keperawanan kepada sang pacar yang kemudian meninggalkan," ujar Dila.
Karakter kedua ialah Mr dan Miss Cruel. Ini kebalikan dari para pengikuti Innocent. Di kuadran ini, seseorang lebih mempertimbangkan logika ketimbang perasaan dalam menjalani hubungan percintaan. Buat kelompok ini, punya pasangan atau tidak, tak terlalu penting.
" Kalau memandang cinta itu tidak terlalu penting, mungkin masih mendingan. Namun, jika sampai mereka menyakiti hati orang yang secara tulus mencintai, itu yang bikin saya geleng-geleng kepala," lanjut Dila.
Buat Miss Cruel, jatuh cinta itu tabu. Memiliki perasaan spesial kepada seseorang adalah sebuah kesalahan. Itulah sikap Miss Cruel. Ia tak mau membuka hatinya kepada mereka yang mencoba menjalin hubungan lebih spesial, bahkan menginginkan perkawinan.
Karakter ketiga adalah Womanizer dan Manizer. Ini karakter pria dan wanita yang menyalahgunakan logika dan perasaan demi kentungsn pribadi. Kalau kita akrab dengan istilah playboy atau playgirl, ya model yang beginilah si Womanizer dan Manizer ini.
Mereka tahu diri mereka memesona. Orang banyak yang suka dan jatuh hati. Lantaran itu, mereka mencoba menarik keuntungan dari pesona tersebut. Berkencan dengan pria atau wanita yang mereka suka, adalah kelaziman. Menariknya, mereka ini adalah relasi dari tipikal yang Dila kemukakan pertama dalam buku Miss Independent ini: Mr dan Miss Innocent.
Manizer atau playgirl adalah ratunya Miss Innocent. Ada beberapa Miss Innocent yang mengikuti gaya Manizer karena tertarik menjadi wanita penggoda. Bedanya, Manizer berhasil merayu pria dan menguras habis hartanya. Sebaliknya, Miss Innocent mudah luluh dengan rayuan pria sehingga para lelaki memanfaatkan keluguan mereka.
"Saya agak blak-blakan soal ini supaya bisa memberikan gambaran yang jelas kepada rekan remaja putri yang acap galau karena cinta," ujarnya.
Nah, yang diiinginkan dunia dan itu dirangkum oleh Dila adalah para Miss Independent. Karakternya mengedepankan logika dan perasaan. Miss Independent buat Dila adalah para perempuan yang mandiri, cerdas, percaya diri, dan mengenali jati diri serta punya prinsip yang kuat, termasuk dalam hal percintaan.
Mereka menghargai dan menyayangi pasangan setulus hati dengan tetap mengedepankan logika dan akal sehat. Buat Dila, Miss Independent ini permata dunia. "Indah dilihat, tidak mudah didapatkan. Namun, jika seorang pria mendapatkannya, ia akan menjadi sayap yang menjadikan pria itu sukses dan menjaga kepercayaan serta kehormatan dirinya," ujar Dila.