Mohon tunggu...
Adi MaulanaYusuf
Adi MaulanaYusuf Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNAND

Nonton anime dan baca komik

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Detail Menarik dalam Dorama "First Love "

22 Juni 2024   13:06 Diperbarui: 22 Juni 2024   13:22 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Dorama "First Love 初恋", salah satu dorama dari Jepang yang dirilis pada 24 November 2022 lalu. Dorama ini pertama kali diumumkan pada bulan awal bulan Desember 2020 dan setelah 2 tahun penantian akhirnya doramanya tayang. 

First Love merupakan serial yang terinspirasi dari dua lagu hits yang dibawakan oleh Hikaru Utada, yaitu First Love (1999) dan Hatsukoi (2018). Kedua lagu itu dirilis selang hampir 20 tahun, sama seperti lini masa serialnya. Dorama ini juga mengangkat kisah cinta tahun 90-an dan lirik lagu Utada Hikaru itu cocok sekali dengan kisah cinta pertama dua tokoh utama dalam dorama ini. Dorama ini memiliki 9 episode yang ditulis dan disutradarai oleh Kanchiku Yuri dan dibintangi oleh Satoh Takeru  dan Mistushima Hikari. Selain "First Love" dan "Hatsukoi", Hikaru Utada juga memiliki beberapa lagu hit lainnya, seperti Flavor of Life, Automatic, Addicted to You, hingga Sakura Drops.

Sinopsis

First Love menceritakan sebuah cinta pertama antara Yae Noguchi (Mitsushima Hikari) dan Harumichi Namiki (Satoh Takeru) di masa remaja SMA yang manis. Keduanya Bertemu pertama kali di tahun 1990-an.

Namun setelah lulus, mereka dihadapkan dengan perpisahan dan fokus untuk mengejar karier masing-masing, namun cinta pertama tetap abadi di ingatan.

Yae Noguchi memiliki cita-cita ingin menjadi seorang pramugari. Namun, takdir nampaknya berkata lain. Noguchi mengalami sebuah kecelakaan dan harus menyerah pada kariernya.


Sementara Harumichi Namiki yang memiliki impian untuk menjadi pilot angkatan udara bela diri Jepang. Namun, keinginannya seketika terhenti dan menjadikannya berkiprah ke arah lain.

Dua puluh tahun kemudian, takdir kembali mempertemukan keduanya. Namun, takdir juga begitu kejam, pertemuan kedua ini tidak semulus yang kita harapkan. Berbagai masalah harus mereka hadapi dan selesaikan, demi kebahagian yang sedang menanti.

Dalam artikel ini yang akan dibahas bukanlah alur cerita maupun perkembangan setiap karakter, melainkan detail-detail menarik yang terdapat dalam doramanya.

Berikut beberapa detail menarik yang ditemukan dalam Dorama "First Love 初恋"

1.  Poster Film "The Never Ending Story II: The Next Chapter"

Dalam dorama "Hatsukoi" terdapat detail menarik yang menambah kedalaman narasi dan membantu penonton mengikuti alur cerita yang sering berpindah-pindah time line. Salah satu detail tersebut adalah kemunculan poster film "The Never Ending Story II: The Next Chapter." Poster ini muncul pada episode pertama ketika Yae sedang menunggu untuk dijemput oleh ibunya. Detail ini bukan sekadar hiasan latar saja, tetapi kemunculan poster tersebut memiliki makna yang lebih dalam, terutama ketika dikaitkan dengan alur waktu cerita.

"The Never Ending Story II: The Next Chapter" adalah film fantasi yang dirilis pada tahun 1990. Film ini merupakan sekuel dari "The Never Ending Story," yang pertama kali dirilis pada tahun 1984. Dalam dorama "Hatsukoi," penempatan poster film ini sangat signifikan karena mencerminkan setting waktu sekitar tahun 1990-an, saat Yae masih muda. Dengan menunjukkan poster film tersebut, penonton secara tidak langsung diberi petunjuk mengenai periode waktu dalam cerita, yang sering kali berganti-ganti antara masa lalu dan masa kini. 

Setting tahun 1990-an ini bukan hanya berfungsi sebagai latar belakang cerita, tetapi juga membantu penonton membedakan berbagai time line yang ada dalam dorama "Hatsukoi." Alur cerita yang beralih antara masa muda Yae dan masa dewasanya bisa membingungkan tanpa petunjuk visual yang jelas. Poster film "The Never Ending Story II: The Next Chapter" menjadi salah satu alat yang digunakan oleh sutradara untuk memberikan konteks waktu yang tepat kepada penonton.

Selain berfungsi sebagai penanda waktu, kemunculan poster ini juga bisa dianggap sebagai simbol dari perjalanan waktu dan perubahan yang dialami oleh karakter-karakter dalam cerita. "The Never Ending Story" sendiri adalah kisah tentang petualangan dan transformasi, yang sejajar dengan tema dalam "Hatsukoi" mengenai cinta pertama dan perjalanan emosional yang panjang dan kompleks. Dengan demikian, kemunculan poster film "The Never Ending Story II: The Next Chapter" dalam dorama "Hatsukoi" bukan hanya sekedar detail visual, tetapi juga elemen naratif yang memperkaya cerita. Poster ini membantu menegaskan setting waktu, memberikan petunjuk kepada penonton mengenai alur waktu, dan menambah kedalaman tema yang diusung oleh dorama tersebut. Ini adalah contoh bagaimana elemen kecil dapat memiliki dampak besar dalam membantu penonton memahami dan menikmati alur cerita yang kompleks.

2. Lagu Automatic

Dorama "Hatsukoi" tidak hanya menggunakan elemen visual untuk membedakan antara berbagai time line, tetapi juga memanfaatkan musik sebagai alat naratif yang kuat. Terinspirasi dari dua lagu karya Hikaru Utada, "First Love" dan "Hatsukoi," dorama ini sering kali menghadirkan kedua lagu tersebut sebagai penanda temporal dalam cerita. Kehadiran lagu-lagu ini membantu penonton untuk memahami alur waktu yang sering berganti antara masa lalu dan masa kini. 

Lagu "First Love" digunakan sebagai backsound untuk time line masa lalu. Ketika lagu ini diputar, penonton dibawa kembali ke masa-masa muda Yae dan Harumichi, menggambarkan kenangan dan perasaan cinta pertama mereka yang mendalam dan penuh emosi. Lagu ini, yang pertama kali dirilis pada tahun 1999, telah menjadi ikon musik yang mewakili cinta pertama dan nostalgia, sangat cocok dengan tema dorama yang berfokus pada perjalanan cinta dan kehidupan.

Sebaliknya, lagu "Hatsukoi" yang juga merupakan karya Hikaru Utada, digunakan untuk menandai time line masa kini. Lagu ini membantu menegaskan perbedaan antara masa lalu dan sekarang, dengan memperlihatkan bagaimana karakter-karakter utama telah berubah dan berkembang seiring berjalannya waktu. Dengan memanfaatkan kedua lagu ini, "Hatsukoi" mampu menyampaikan pergeseran waktu dengan mulus, tanpa membingungkan penonton.

Selain "First Love" dan "Hatsukoi," dorama ini juga menampilkan lagu "Automatic" yang merupakan salah satu lagu populer Hikaru Utada yang dirilis pada tahun 1999. Lagu ini muncul di episode pertama ketika Yae sedang berada di dalam mobil bersama Ibunya. Scene tersebut adalah waktu ketika ulang tahun Yae. Kemunculan lagu "Automatic" tidak hanya menambah kedalaman suasana tahun 1990-an tetapi juga memperkuat koneksi emosional penonton dengan era tersebut. Lagu ini mengingatkan penonton pada masa-masa kejayaan Hikaru Utada di akhir tahun 1990-an dan awal 2000-an, sehingga menambah lapisan nostalgia dalam cerita.

3. Kokuhaku antara Harumichi dengan Yae

Dalam salah satu adegan penting dalam dorama "Hatsukoi" terdapat momen yang sangat berkesan ketika Harumichi menyatakan perasaannya kepada Yae, atau dikenal sebagai kokuhaku. Pada scene tersebut, ibu Yae memberikan sebuah peringatan yang tegas kepada Harumichi, yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berbunyi, "Jika kau menghamilinya, kubunuh kau." 

Meskipun terdengar keras, pesan ini mengandung makna yang lebih dalam mengenai kasih sayang dan perlindungan seorang ibu terhadap anaknya. Ibu Yae sebenarnya merestui hubungan antara anaknya dengan Harumichi. Namun, ia memberikan beberapa syarat yang harus dipatuhi oleh keduanya agar tidak melewati batas-batas tertentu dalam hubungan mereka. Ini menunjukkan bahwa ibu Yae sangat sayang kepada anaknya dan ingin memastikan bahwa Yae tetap berada dalam keadaan yang aman dan terlindungi. Peringatan keras tersebut mencerminkan keprihatinannya bahwa hubungan anaknya tidak berakhir dengan konsekuensi yang merugikan, seperti kehamilan di luar nikah, yang dapat mempengaruhi masa depan Yae secara signifikan.

Dengan memberikan batasan-batasan ini, ibu Yae ingin memastikan bahwa Yae dapat menikmati masa mudanya dengan bijak dan bertanggung jawab. Ia ingin Yae memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri dan, jika hubungan tersebut tidak berjalan lancar, tetap memiliki peluang untuk mencari pasangan lain yang lebih baik di masa depan tanpa beban masalah yang berat.

Pesan tersirat dari dialog ibu Yae ini adalah bahwa cinta dan kasih sayang orang tua sering kali ditunjukkan melalui kekhawatiran dan perlindungan. Meskipun mungkin terlihat seperti sebuah ancaman, pernyataan ibu Yae sebenarnya adalah bentuk ekspresi dari cintanya yang mendalam dan keinginannya untuk melindungi anaknya dari situasi yang bisa merusak masa depannya.

4. Makna Bunga Lilac

Bunga lilac sering muncul dalam episode pertama dorama "Hatsukoi" sehingga memberikan makna simbolis yang mendalam dan memperkuat tema cerita. Kemunculan bunga ini tidak hanya memperindah visual, tetapi juga menambah lapisan emosional dan naratif dalam dorama. Salah satu scene di mana bunga lilac muncul adalah ketika Harumichi sedang berada di dalam taksi, memegang buket bunga lilac. Bunga lilac dikenal memiliki makna "cinta pertama" yang sangat sesuai dengan adegan tersebut. Kemunculan bunga lilac dalam konteks ini mengingatkan penonton pada masa lalu Harumichi dan hubungannya dengan Yae, cinta pertamanya. Bunga lilac menjadi simbol dari perasaan Harumichi yang masih kuat terhadap Yae, meskipun mereka sudah lama berpisah.

Selain menyimbolkan cinta pertama, bunga lilac juga melambangkan "pentingnya keluarga." Makna ini terlihat jelas ketika Tsuzuru, putra Yae, mengunjungi rumah ibunya. Yae, yang telah bercerai dari suaminya, tetap memperioritaskan anaknya, Tsuzuru. Sering kali, ada adegan yang menyorot bunga lilac dan terlihat dengan jelas bahwa bunga tersebut dirawat dengan baik oleh Yae. Perhatian Yae terhadap bunga lilac mencerminkan kasih sayangnya yang besar terhadap keluarganya, terutama kepada Tsuzuru. Kasih sayang Yae terhadap Tsuzuru juga terlihat dalam adegan mereka makan bersama. Yae sangat perhatian dan memanjakan Tsuzuru dengan memberikan bagian makanan yang terenak kepadanya. Ini adalah simbol visual dari dedikasi dan cinta Yae kepada anaknya, mirip dengan cara dia merawat bunga lilac di rumahnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun