Mohon tunggu...
Adi Setiawan
Adi Setiawan Mohon Tunggu... Relawan - Pemuda

menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pengalaman Perjalanan Peneltian Dua Desa Satu Kelurahan

18 Mei 2019   00:20 Diperbarui: 18 Mei 2019   01:03 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh icad, Senin‎, ‎17‎ ‎Desember‎ ‎2018 12.53

Sama-sama pergi ke pantai menemani Ahmar dan Icad melihat keindahan PANTAI SERUNI, kecuali Ahmad pasallo juga pergi tapi berbeda tempat kerana katanya malam ini ada diskusinya sama kawan-kawannya. Sementara saya, Herman dan Zaenal menemeni Icad dan Ahmar dari Makassar ke pantai. Sekitar tiga menit kami naik motor ke pantai, kami langsung mengambil bagian tempat duduk di kawasan Mr Box. Kurang dari satu menit pelayan Mr Box langsung menghampiri kami dengan membawa buku menu jus dan gorengan. Ahmard pesan kopi hitam, Icad kopi presco, Zaenal memesan kopi presco juga tapi agak beda dengan kopi yang di pesan oleh Icad, sedangkan Herman memesan juss stroberi, saya kebingunan memilih minuman akhirnya saya pesan sama dengan yang di pesan dengan Herman.

Pada malam itu kami bercerita-cerita lucu sama kawan Ahmar, sementara Icad sibut mengambil gambar, dengan menggunakan kamera, Sementara Icad masih merasakan sakit gigi yang belum sembuh, untuk mengalikan rasah sakit yang dialaminya dia dominannya jalan terus mengambil gambar. Pada malam itu saya melihati cewek di sebela kanan saya tapi agak jahuan sekitar 5 meter dari tempat duduk saya dan itu masih kawasan Mr Box. Sementara Icad terus mengambil gambar cewek itu yang sedang duduk bertiga sambil menikmati jus. Awalnya saya bercerita sama Ahmar "kayaknya dari ketiga cewek itu yang tengah nasrani atau Agamanya Kristen" Ujar saya sama Ahmar sambil saya lirik cewek itu, "kayaknya bung" kata Ahmar ke saya. Tidak lama kemudian saya cerita-cerita dengan Ahmar, datang Icad menawarkan poto bersama dengan cewek yang tiga itu, "siapa yang mau poto dengan cewek yang itu" kata Icad yang sedang saya anggap bercanda, saya langsung menjawabnya "saya". Sesudah saya mengiakannya, Icad jalan ke tempat cewek yang tiga itu dan saya lihat sesampai Icat di tempat duduk si cewek pun tersenyum, sambil Icad menunjuk kearah kami. Tidak lama Icad di tempat cewek itu, Icad langsung ke Meja lagi memberitahukan jawaban si cewek dan katanya "iya" kata cewek itu kepada Icad, sambil Icad meminta buku tulis dan pulpen, karena alasannya Icad, Mau mewawancari ketiga cewek itu, Sambil Icad Mengatakan "gabung di sana bung, biar saya yang poto, tetapi tidak ada yang mau terpaksa Icad yang kesana dan memberikan kameranya kepada Herman, di sela-sela Herman mengambil gambar, Zaenal pun ikut gabung di tempat si cewek itu, Sesudah Herman mengambil gambar, kameranya di serahkan ke saya dan nyatanya Herman, ikut bergabung di tempat si cewek itu dan saya lagi yang menjadi pengambil gambar atau dokumentasi.

Gambar oleh Adi
Gambar oleh Adi

Sesudah saya mengambil gambarnya saya langsung ke tempat duduk di dekat Ahmar, sementara yang tiga orang Icad, Herman, Zaenal, masih di tempat si cewek yang sedang berwawancara. Sesudah wawancara kawan memperlihatkan nama si cewek dan status, pekerjaan dll. Saras wati, Andialma marya, Sry kalsum, ini lah nama-nama yang di wawancari oleh kawan, sempat saya dengar pertanyaan Icad kepada perempuan yang tiga ini. "Apa tujuannya kamu kesini? Pertanyaan Icad kepada ketiga perumpuan, saya dengar ada yang jawab "jalan-jalan saja kak", Ada juga yang jawab"jalan-jalan sambil cari jodoh". Mendengar jawaban itu saya dengan Ahmar tertawa di tempat duduk dan melirik lain, lalu Ahmar berkata kepada saya "kode keras", dengan suara renda. Tidak lama sudah di wawancari, Saras wati, Andi almamarya, Sry kalsum, pulang. Saya tidak tahu pulang kerumahnya atau pergilagi ke tempat lain yang jelas dia cuman bilang "duluan saya kak", Sambil berteriak di atas motor. Tidak lama kemudian kami juga bergeser ke secretariat OASE.

                Pada hari senin, Herman bangun lebih awal, karena ingin memberi masukan program ke anak KKN Unhas yang ada di campagaloe, karena pada hari senin itu KKN yang ada di kampungnya herman dan kampung saya juga, melakukan seminar pembahasan program. Dan tujuan herman ke kampung ingin memasukkan program tentang, pembuatan panggung kebudayaan atau seni, karena menurut Herman, setiap ada KKN di Kelurahan Bonto jaya, tidak perna melakukan atau membuat panggung kebudayaan atau seni. Setiap ada KKN cenderungnya hanya ke pertandigan Olaraga, mengaji, shalat.

                pada hari senin itu saya sangat bingun, karena saya dengan Ahmar, pergi belanja ke pasar, Ahmar membili sayur-sayuran, ikan, pisang. Yang membuat saya bingun adalah, cara memasak Ikan, karena saya belum perna memasak ikan, dan sayur. Biasanya saya hanya memasak nasi dan memotong sayuran, ikan, tapi tidak perna memasak ikan apa lagi bikin sambel. Melihat kondisi kawan-kawan yang sedang berdiskusi saya yang ambil bagian dari memasak atau bisa di istilakan monopoli memasak, karena pada hari itu tidak ada kawan-kawan yang membantu saya mengerjakaan bahannya. Saya sambil memasak, saya sendiri agak ragu dengan masakan saya, kalau soaal nasi saya sudah jamin mantap, tetpai sayur, sambal, ikan saya ragu karena tidak sesua dengan selerah. Tetapi kalau soal ikannya itu agak mantaplah, akan tetapi sayurnya yang tidak ada kasihatnya istilahnya kurang garam. Lucunya pada saat saya membikin sambal, Pas saya goreng bawang merah dengan bawang puti, semua orang lari keluar ke halam sekret. Saya heram kenapa kawan-kawan batuk-batuk iya, sementara saya juga batuk-batuk gara-gara aromah bawang yang sangat mencengap. Awalnya saya berfikir bahwa saya sendiri yang kena cengap dari bawang itu karena kawan-kawan agak jauh dari dapur sekitar tiga meter. Tapi nyatanya ketika saya menoleh ke meja diskusi, semua kawan-kawan lari keluar sambil batuk-batuk. Akhirnya saya selesai memasak, sudah memasak akhirnya kami makan sama-sama, sambil menikmati masakan pertama saya."kawan silahkan di koreksi kalau ada yang tidak enak ia, masalahnya barusan saya memasak" ujar saya sambil tertawa.

                Sesudah makan siang saya dan kawan, bersiap-siap untuk pergi ke tiga tempat yaitu: Campaga, Labbo dan Pattaneteang, untuk menemani Ahmar peneletian sekaligus saya juga belajar cara-cara penelitian walaupun saya bukan Mahasiswa. Sekitar jam 12 siang, kami berangkat dari secretariat OASE ke tempat-tempat yang akan di teliti oleh Ahmar. Pertama kami penelitian di Kelurahan campaga Pas di permandian ERTOP (Ere tompobulu) dengan menemui Bapak Sampe (pengelolah ERTOP). Ahmar mewawancarai Bapak Sampe dan banyak pertanyan-pertanyaan Ahmar kepada Bapak Sampe, akan tetapi Bapak sampe tidak terlalu paham dengan Bahasa Indonesi, Ahmar pun tidak terlalu paham dengan Bahasa Makassar, tetapi untungnya ada Zaenal dan saya yang paham bahasa Makassar, Zaenal yang mengartikan kata Bapak Ke Ahmar begitupun dengan sebaliknya. Icad sebagai dekomentasi atau mengambil gambar. Ada banyak pertanyaan Ahmar ke Bapak Sampe yang sempat saya dengar salah satunya. "Pak jadi pengeloh permandian ERTOP ini siapa?"Tanya Bapak Sampe. Jawab Bapak Sampe "Kalau pengelolanya saya sendiri", "kalau modal untuk pembangunan permandian ini pak, apakah modalnya ini dari pemerintah atau kah dari bapak sendiri?" Ahmar, "kalau untuk modalnya saya sendiri juga dan tidak ada modal dari pemerinta sama dengan ERBOL yang di kelolah oleh pak Suyuti dan di modali oleh pak Suyuti sendiri.

                Sesudah memwawancarai Bapak Sampe, kami melanjutkan lagi berjalan ke tempat permandian ERBOL (erena borong lompoa) yang berdekatan dengan ERTOP yang hanya di batasa dengan jalan, untuk menanyakan tentang hutan Desa. Karena Bapak sampe tidak terlalu memahami tentang hutan desa, untuk itu kami bertanya lagi ke bapak Suyuti pengelolah ERBOL. Tetapi bapak suyuti tidak terlalu paham juga dengan hutan desa dan kami di arahkan ke tempat Bapak Rahman, karena bapak rahman itu Imam Desa sekaligus pengelolah hutan desa. Sekitar 15 menit Ahmar mewawancarai Bapak Suyuti dan di tengah-tengah Ahmar mewawancarai bapak Suyuti, Icad minta izin ke penjaga ERBOL masuk mengambil gambar atau dokumentasi, sesudah Icad mendokumentasi kami langsung bergeser ke rumah Bapak Rahman dengan berkendara sepeda motor, untuk memperjelas tentang hutan Desa yang ada di Kelurahan campaga.

Akan tetapi di tengah-tengah perjalanan Kami menyempatkan bertanya kepada warga setempat Tentang rumah bapak Rahman, " kamu lurus saja terus sampai mendapatkan kantor lurah, Tidak terlalu jahu dari kantor lurah, kalau tidak salah rumahnya itu di kanan dan rumahnya itu rumah batu dan memiliki warna kunin" jawab ibu yang di tanya. Sesudah mendengar jawaban ibu-ibu, kami langsung memutar arah dan di situ baru saya sadari bahwa kita ini salah jalur, karena seharusnya di pertigaan tadik kita itu harus belok kanan, di tengah-tengah perjalanan kami berhenti mengisi bahan baka dan kami menyempatkan bertanya dengan mengatakan "Saya mau bertanya pak, rumah bapak Rahman di mana?", "Saya juga tidak tahu dek karena saya juga hanya lewat disini" Jawab bapak yang sedang mengisi bensin", "di bagian sana kak, kalau kita sudah menemukan kantor lurah usahakan bertanya lagi di situ kerena rumahnya tidak terlalu jahu dari kantor lurah" Jawab penjual bensin.

Sesudah isi bensin kami jalan terus menerus sampai kami menemukan kantor lurah, pada saat kami menemukan kantor lurah kami berjalan terus sambil pelan-pelan sambil mata menengok kekiri dan kekanan. Tidak jahu dari kantor lurah kami berhenti dan bertanya pas di rumahnya pak rahman. "Benar ini rumahnya pak rahman pak? "pertanyaan Ahmar. Jawab bapak yang ada di rumah pak rahman "iya tapi pak rahmannya tidak ada dek, dia pergi ke sinjai". Pertanyaan Ahmar "Kira-kira pak Rahmannya Sampai kapan di sinjai kak? , jawab bapak yang tinggal di rumahnya pak Rahman "Kayaknya sebentar malam sudah ada dek sekitar jam 7 malam dek". Mendengar jawaban bapak itu kami langsung pamit sambil Ahmar berkata "ok paleg pak nanti saya kesini kalau sudah ada pak rahman saya ke Labbo dulu pak.

Sesudah bertanya dengan bapak yang tinggal di rumah pak Rahman kami langsung menuju ke Desa Labbo, untuk mewawancarai kepala desanya atau pengelolah hutan Desa. Kami langsung berangkat ke Desah Labbo dengan memakai sepedah motor dan petunjuk arah GPS Hp. Kami berjalan begitu jahu hingga kami kesasar ke Jalan buntu. Kami menyempatkan bertanya kepada warga setempat, Kata Zaenal "pak Kantor desa Labbo di mana ia" tanya bapak yang sedang duduk sambil melihati kami, Jawab bapak "di bawa dek, kalau adek naik terus kesitu maka adek akan menemukan hutan lindung akan tetapi kalau kita putar arah Lurus saja terus turun sampai menemukan pertigaan di situ kita belok kiri dek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun