Mohon tunggu...
Adi Akbar
Adi Akbar Mohon Tunggu... Freelancer - Mantab

Pelajar yang masih perlu banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Friendzone: Kisah Seorang Gadis dan Perjuangan Cintanya

22 Februari 2018   00:46 Diperbarui: 22 Februari 2018   00:50 1982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Friendzone, Kisah Cinta Seorang Gadis Yang Harus Bersusah Payah Memperjuangkan Cinta Sahabatnya Yang Sulit Untuk Peka

"Kadang yang selalu ada akan kalah sama yang kita mau." (hal. 189)

Sebagai seorang remaja, masa-masa SMA memang merupakan masa yang paling menyenangkan. Masa ini adalah masa dimana para remaja mulai mencari jati diri mereka. Tak jarang mereka juga merasakan indahnya kisah cinta untuk pertama kalinya.

Novel Friendzone karya Vanesa Marcella ini berkisah tentang dua orang remaja yang bernama Abel Asterella dan David Lucian. Mereka adalah sahabat sejak kecil saat usia mereka masih 5 tahun. Mereka berdua tinggal di rumah kos milik orang tuanya David. Meski keduanya telah bersahabat sejak kecil, hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa salah satu diantara mereka telah jatuh cinta, yakni Abel.

Dalam novel ini akan dijumpai beberapa permasalahan cinta anak remaja zaman sekarang pada umumnya. Bertemakan kehidupan anak-anak remaja yang masih labil membuat novel ini sangat cocok untuk para pembaca yang masih duduk di bangku SMP ataupun SMA.  Konflik yang dimuat di novel ini sangat dekat dengan kehidupan para remaja.

  • "Mimpi hanya akan jadi mimpi kalau enggak berusaha. Makanya lo harus berusaha." (hal 179)
  • "Mungkin sepertinya harus bertingkah seperti orang gila dulu untuk melupakan masalah." (hal 127)

Selain itu, para tokoh yang ada di novel ini menggambarkan beberapa sifat yang ada pada diri remaja zaman sekarang. Ada beberapa tokoh yang penting dalam menggerakkan roda cerita pada novel ini, yaitu Abel, David, Carlos dan Lunetta.

Tokoh Abel di novel ini digambarkan oleh sang penulis sebagai sosok gadis yang agak tomboy. Sifat ini dibuktikan dari cara berpenampilan ataupun bertutur kata. Hal ini dapat terbukti dari kutipan berikut.

  • "Woi! Bangun,elah. Udah jam berapa tuh?!" (hal 3)
  • "Fashionable? Plis deh ya, walaupun gue cewe, high heel aja ga punyaaa. Mentok-mentok juga flatshoes." (hal 23)

Tokoh David diceritakan sebagai orang yang cukup sempurna di mata anak perempuan. Dia tampan dan juga bisa dibilang sebagai anak dari keluarga yang cukup berada. Akan tetapi, David juga digambarkan sebagai orang yang sulit untuk peka.

  • "Udah jam setengah tujuh, berangkat yok." ajaknya yang tengah mengambil kunci mobil nya. (hal 4)
  • "Gaje lo semua, gue sama Abel pacaran? Kita cuma sahabat kok, selamanya juga kita bakal tetep sahabatan. iya enggak, Bel?" (hal 13)

Tokoh Lunetta merupakan satu-satunya sahabat wanita Abel. Lunetta kerap digambarkan sebagai sosok wanita yang tomboy dari cara bertutur kata akan tetapi tidak dengan penampilan. Lunetta juga digambarkan sebagai orang yang bisa membaca suasana.

  • Btw, Lunetta juga ikut klub basket kayak gue.walaupun dia agak. tomboy , penampilannya dia sama sekali gaada tomboynya. (hal 5)
  • "Terkadang, lo harus sensitif sedikit dengan sekitar lo. Liat cara pandangnya yang berbeda ke elo. Jangan sia-sia-in dia. Dan gue harap, lo ngerti dengan siapa yang gue maksud dengan kata 'dia'." (hal 123)

Carlos digambarkan sebagai orang yang memiliki dendam terhadap David. Korban yang menjadi pelampiasan Carlos adalah Abel. Abel dibawa ke dalam sebuah mobil dan mobil tersebut mengalami kecelakaan. Saya tidak memiliki bukti untuk menunjukan sifat si Carlos karena setengah dari novel friendzone di situs wattpad telah dihapus untuk proses penerbitan.

Latar yang paling sering digunakan di novel ini adalah ketika pagi hari sewaktu berangkat sekolah, siang hari ketika jam istirahat, sore hari ketika pulang sekolah, dan malam hari ketika berada di kosan. Sedangkan untuk latar tempatnya lebih sering berada di sekolah dan kosan. Dalam novel ini, ditunjukkan latar social para karakter yang bisa dikatakan sebagai orang-orang menengah keatas.

  • Di sekolah, gue dan David langsung turun dari mobil. Lalu kita berjalan menuju daftar nama. (hal 4)
  • "Ya iyalah, gue itu udah sahabatan sama dia dari umur 5 thn sampe sekarang. Makanya, bokap nyokap gue sama dia setuju kalo kita tinggal di satu kos yang sama. (hal 2)

Novel karya Vanesa Marcella ini menggunakan alur maju untuk menjalankan ceritanya. Hal ini terlihat dari jarang sekali adanya kilas masa lalu atau flashbackyang ada di novel ini.Novel ini lebih menitikberatkan masalah yang ada saat ini dibandingkan masalah dari masa lalu.

Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam membuat novel ini adalah sudut pandang orang pertama. Walaupun terkadang sering berganti sudut pandang antara Abel dan David, sudut pandang yang digunakan tetaplah sama, yaitu sudut pandang orang pertama. Hal ini terbukti dari beberapa kutipan berikut.

  • "Oiya,gue belom kenalin diri gue ya? Oke,oke gue kasih kok.Nama gue Abel Asterella,gue tinggal di Jakarta -yaiyalah- Gue sekolah di Season Sky High School.Btw,yang tadi gue bangunin itu namanya David,David Lucian." (hal 2)
  • Abis nganterin Abel ke kelas nya, gue langsung menuju ke kelas gue. Di kelas, udah ada Finn,Steven sama Axel. (hal 25)

Ada cukup banyak nilai moral yang terkandung dari novel ini. Seperti misalnya novel ini mengajarkan kita untuk peka terhadap lingkungan sekitar serta tidak putus asa untuk memperjuangkan orang yang kita cintai meskipun berat karena dia tidak menyadarinya. Sindiran-sindiran halus yang ada di novel ini juga bisa mengingatkan kita untuk mulai mencintai apa yang kita miliki di sekitar kita saat ini.

Pada akhirnya, novel ini sangat cocok untuk dibaca bagi para remaja yang masih berstatus sebagai seorang pelajar. Gaya bahasanya yang ringan dan anak muda banget membuatnya ringan untuk dibaca ketika senggang. Pengarang novel ini, Vanesa Marcella, yang tidak lain adalah seorang remaja juga mempengaruhi gaya bahasa yang digunakan pada novel ini. Tidak hanya itu, konflik yang dimuat juga merupakan konflik yang sering mendera para remaja, seperti kasih yang tidak tersampaikan. Walaupun konflik yang dihadirkan tidak terlalu kompleks, novel ini masih bisa kamu jadikan pilihan untuk mengisi waktu luangmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun