Mohon tunggu...
Adi Akbar
Adi Akbar Mohon Tunggu... Freelancer - Mantab

Pelajar yang masih perlu banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Friendzone: Kisah Seorang Gadis dan Perjuangan Cintanya

22 Februari 2018   00:46 Diperbarui: 22 Februari 2018   00:50 1982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Novel karya Vanesa Marcella ini menggunakan alur maju untuk menjalankan ceritanya. Hal ini terlihat dari jarang sekali adanya kilas masa lalu atau flashbackyang ada di novel ini.Novel ini lebih menitikberatkan masalah yang ada saat ini dibandingkan masalah dari masa lalu.

Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam membuat novel ini adalah sudut pandang orang pertama. Walaupun terkadang sering berganti sudut pandang antara Abel dan David, sudut pandang yang digunakan tetaplah sama, yaitu sudut pandang orang pertama. Hal ini terbukti dari beberapa kutipan berikut.

  • "Oiya,gue belom kenalin diri gue ya? Oke,oke gue kasih kok.Nama gue Abel Asterella,gue tinggal di Jakarta -yaiyalah- Gue sekolah di Season Sky High School.Btw,yang tadi gue bangunin itu namanya David,David Lucian." (hal 2)
  • Abis nganterin Abel ke kelas nya, gue langsung menuju ke kelas gue. Di kelas, udah ada Finn,Steven sama Axel. (hal 25)

Ada cukup banyak nilai moral yang terkandung dari novel ini. Seperti misalnya novel ini mengajarkan kita untuk peka terhadap lingkungan sekitar serta tidak putus asa untuk memperjuangkan orang yang kita cintai meskipun berat karena dia tidak menyadarinya. Sindiran-sindiran halus yang ada di novel ini juga bisa mengingatkan kita untuk mulai mencintai apa yang kita miliki di sekitar kita saat ini.

Pada akhirnya, novel ini sangat cocok untuk dibaca bagi para remaja yang masih berstatus sebagai seorang pelajar. Gaya bahasanya yang ringan dan anak muda banget membuatnya ringan untuk dibaca ketika senggang. Pengarang novel ini, Vanesa Marcella, yang tidak lain adalah seorang remaja juga mempengaruhi gaya bahasa yang digunakan pada novel ini. Tidak hanya itu, konflik yang dimuat juga merupakan konflik yang sering mendera para remaja, seperti kasih yang tidak tersampaikan. Walaupun konflik yang dihadirkan tidak terlalu kompleks, novel ini masih bisa kamu jadikan pilihan untuk mengisi waktu luangmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun